PANDUAN PRAKTIS PENULISAN KARYA ILMIAH MAHASISWA



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjat-kan kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan berpikir dan analisis sehingga manual book  Panduan Penulisan Tugas Ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Buku panduan ini sebagiannya merupakan hasil upaya simplifikasi dari beberapa referensi penulisan karya tulis ilmiah yang telah lebih dulu eksis dan dipakai sebagai acuan penulisan karya tulis ilmiah formal khususnya skripsi secara luas di perguruan tinggi di Indonesia. Sebagian lainnya adalah karya inisiatif penulis untuk menja-wab kebutuhan praktis mahasiswa dalam menyusun tugas-tugas ilmiah serta menyajikannya dalam bentuk presentasi yang menarik.
Buku Panduan Praktis Penulisan Tugas Ilmiah ini disusun untuk menjawab kebutuhan dosen dan mahasiswa khususnya dalam hal penyusunan tugas-tugas perkuliahan di FUSI UINSU yang selama ini belum memiliki suatu format yang baik dan belum memiliki suatu panduan praktis yang mendukung penyusunan tugas tersebut dengan aturan-aturan ilmiah.
Penyusunan tugas-tugas perkuliahan sebagai-mana diketahui di UINSU selama ini tidak memiliki aturan yang pasti. Buku-buku panduan yang diterbit-kan pun masih terbatas pada pedoman untuk pe-nulisan tugas akhir, proposal skripsi dan skripsi saja.
Mahasiswa tidak dibekali dengan pengetahu-an teknis soal penulisan tugas sehingga akibat-nya, ada banyak sekali kesalahan format dan teknis penulisan, yang lebih parah adalah menguatnya budaya plagiasi karena mahasiswa tidak mengerti betul soal prinsip etis dan aturan penulisan ilmiah. Selain itu seringkali tugas-tugas yang disusun oleh mahasiswa akhirnya tidak bisa disajikan dengan baik atau dipresentasikan dengan menarik di hadapan kelas, sehingga tentu sangat mempengaruhi kualitas output dari proses belajar mengajar di perkuliahan.
Dari itu maka penulis memandang Panduan Praktis Penulisan Tugas Ilmiah ini menjadi sangat penting untuk ditulis dan diterbitkan. Sehingga beberapa bentuk penugasan di perkuliahan seperti; paper, resume, review, makalah dan artikel jurnal dapat disusun oleh mahasiswa dengan baik dan sesuai dengan kaidah-kaidah karya tulis ilmiah. Kemudian selain berisi tata penulisan ilmiah, buku ini juga memuat teknik presentasi yang dapat menjadi panduan bagi mahasiswa.
Buku ini disusun dalam waktu yang sangat terbatas dan direncanakan melalui berbagai tahap, baik Focus Group Discussion (FGD), juga melalui konsultasi bersama Unit Penjamin Mutu Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) UINSU maupun pembahasan intensif bersama rekan-rekan dosen yang kompeten di bidang penulisan karya tulis ilmiah. Namun rangkaian yang direncanakan tersebut sebagiannya tidak dapat dipenuhi karena sempitnya waktu yang tersedia dalam penyusunan.
Buku ini jelas tidak mungkin hadir tanpa kerja-sama dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu di sini penulis perlu menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak.
Penulis berterimakasih kepada Prof. Dr. Katimin, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI) Universias Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU) yang turut mendukung penulisan buku ini, kemudian kepada Bapak Dr. Arifinsyah, M.Ag, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Alumni FUSI UINSU. Tidak lupa pula kepada Dr. Ismed Sari, M.Ag. selaku Ketua gugus Unit Penjamin Mutu (UPM) FUSI UINSU yang sangat mendukung dan ikut memberi-kan saran-saran dalam penulisan panduan ini.
Kemudian rekan-rekan sejawat di FUSI UIN-SU yang terus menyediakan waktu untuk diskusi dan memberikan koreksi, kritik, saran, dan masukan. Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang  telah  mencermati,  memberi kritik,  saran,  dan  masukan  yang konstruktif; staf  perpustakaan UINSU  serta  semua  pihak  yang ter-libat dalam proses penyempurnaan  buku pedoman  yang  tidak  dapat disebutkan satu per satu.
Namun demikian, penulis menyadari betul bahwa. Buku ini bukan sebuah panduan penulisan yang sudah sempurna, masih ada banyak kekurang-an yang perlu diperbaiki dan disempurnakan meng-ingat penulisan dan semua proses terbit buku ini semua terlaksana dalam waktu satu bulan sehingga tentu masih terdapat banyak kekurangan di sana sini.
Semoga buku Panduan Praktis Penulisan Tugas Ilmiah yang disusun secara sederhana ini  membawa manfaat bagi pembaca semua. Terutama sekali bagi  mahasiswa dan seluruh sivitas  akade-mika  di  lingkungan  FUSI UINSU. Sebagai penyusun, penulis tentu sangat  mengharapkan kritik,  saran,  dan masukan  untuk  perbaikan  serta penyempurna-an  lebih  lanjut  pada  masa  yang  akan datang.


                                            Medan, 15 September 2019


                                            Penulis,


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.   Mengapa Buku Ini Penting.......................................................... 1
B.   Mengenal Karya Tulis Ilmiah ...................................................... 4
1.   Pengertian............................................................................ 4
2.   Karakteristik......................................................................... 4
3.   Jenis-Jenis............................................................................ 5
4.   Fungsi Karya Ilmiah.............................................................. 9
C.   Sistematika dan Struktur Karya Tulis Ilmiah............................... 11
1.   Bagian Awal (Preliminaries).................................................. 11
2.   Bagian Isi (Main Body)......................................................... 13
3.   Bagian Penutup (Reference Matter)...................................... 16
BAB II LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH................ 17
A.   Persiapan Penyusunan............................................................... 17
B.   Pengumpulan Data.................................................................... 19
C.   Penyusunan Data...................................................................... 20
D.   Pengetikan................................................................................ 20
E.   Penyuntingan............................................................................ 20
F.    Revisi........................................................................................ 21
BAB III ATURAN PENGETIKAN TULISAN ILMIAH........................................ 22
A.   Bahan dan Ukuran..................................................................... 22
B.   Judul......................................................................................... 22
C.   Membuat Daftar Isi.................................................................... 23
D.   Pengetikan................................................................................ 23
E.   Penomoran................................................................................ 25
F.    Tabel dan Gambar...................................................................... 26
G.   Bahasa dan Pemakaian Istilah.................................................... 27
H.   Penulisan Nama......................................................................... 28
I.     Gaya Sitasi (Citation Style)........................................................ 28
J.    Penulisan Footnote, Innote dan Endnote.................................... 31
K.   Penulisan Kutipan...................................................................... 38
L.    Transliterasi............................................................................... 40
M.  Membuat Daftar Pustaka............................................................ 40
BAB IV ETIKA PENULISAN, PLAGIARISME DAN PARAFRASE....................... 42
A.   Etika Penulisan.......................................................................... 42
B.   Plagiarisme................................................................................ 48
C.   Teknik Menghindari Plagiasi....................................................... 50
D.   Parafrase................................................................................... 52
BAB V PENYUSUNAN TUGAS ILMIAH......................................................... 54
A.   Response Paper......................................................................... 54
1.   Pengertian............................................................................ 54
2.   Struktur................................................................................ 55
3.   Cara penyusunan.................................................................. 55
B.   Review....................................................................................... 58
1.   Pengertian............................................................................ 58
2.   Struktur................................................................................ 59
3.   Cara penyusunan.................................................................. 59
4.   Pengetikan........................................................................... 63
C.   Resume..................................................................................... 64
1.   Pengertian............................................................................ 64
2.   Struktur................................................................................ 64
3.   Cara penyusunan.................................................................. 65
4.   Pengetikan........................................................................... 66
D.   Makalah..................................................................................... 67
1.   Pengertian............................................................................ 67
2.   Struktur................................................................................ 67
3.   Cara penyusunan.................................................................. 69
4.   Pengetikan........................................................................... 70
E.   Artikel Ilmiah............................................................................. 70
1.   Pengertian............................................................................ 70
2.   Struktur................................................................................ 71
3.   Cara penyusunan.................................................................. 72
4.   Pengetikan........................................................................... 75
BAB VI TEKNIK PRESENTASI.................................................................... 76
A.   Menentukan Poin Penting dalam Presentasi................................... 76
B.   Mengoperasikan Ms. Powerpoint 2013........................................... 80
1.   Operasi dasar Ms. Powerpoint 2013.......................................... 80
2.   Menyunting presentasi............................................................. 82
3.   Memasukkan animasi dalam slide............................................. 92
4.   Melakukan presentasi............................................................... 96
C.   Teknik Presentasi yang Baik dan Menarik...................................... 99
BAB VII PENUTUP................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 110



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Mengapa buku ini penting
Buku yang diberi judul Panduan Praktis Penulisan Tugas Ilmiah ini merupakan buku yang dirancang dalam bentuk sederhana dan praktis sebagai panduan penulisan tugas-tugas perkuliahan maha-siswa sesuai format dan aturan ilmiah yang berlaku. Dalam buku ini, secara khusus beberapa bentuk penugasan seperti paper, resume, review, makalah dan artikel jurnal dibuat langkah-langkah praktis penyusunannya berdasarkan aturan-aturan dalam karya tulis ilmiah.
Buku Panduan Praktis Penulisan Tugas Ilmiah ini dimaksudkan sebagai rancangan awal acuan formal penulisan tugas ilmiah di lingkungan kampus UIN-SU khususnya di Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam (FUSI). Sebagai standarisasi format dan aturan teknis penulisan tugas serta penyeragaman penilaian teknis penulisan formal dari tugas-tugas mahasiswa.
Buku ini lahir didorong oleh tiga alasan; pertama, belum adanya panduan dan format penulis-an tugas perkuliahan di FUSI. Sehingga sebagian mahasiswa baru mengetahui sedikit mengenai penyusunan tugas kuliah seperti makalah misalnya dari dosen yang memberi tugas. Sebagian lainnya banyak yang meniru-niru dari makalah-makalah yang sudah ada. Selama ini di UINSU secara keseluruhan memang sudah disusun dan diterbitkan buku panduan penulis-an tetapi dimaksudkan hanya sebatas untuk pem-buatan proposal dan skripsi saja. Sementara penulis-an tugas-tugas perkuliahan di luar itu semacam paper, review, resume dan makalah memang belum didapati suatu pegangan. Sehingga penulisan tugas menjadi sangat bermasalah, dari mulai soal format dan tata cara pembuatan tugas.
Kedua, berkembangnya budaya plagiarisme di kalangan mahasiswa. Penugasan oleh dosen kepada mahasiswa dalam berbagai bentuk seringkali ber-ujung pada lahirnya suatu tugas yang siap secara instant dan cepat. Hal ini bukan hanya disebabkan oleh kebiasaan buruk dari mahasiswa semisal menunda-nunda penyelesaian tugas semata, tetapi karena tidak memahami harus memulainya dari mana, apa yang mesti dilakukan, bagaimana cara pengetikan yang benar.
Jika kondisi tersebut terus eksis, dengan sikap mahasiswa yang rendah motivasi untuk memper-siapkan tugas sebaik mungkin maka yang dilakukan kemudian adalah mencari tulisan orang lain dari internet untuk kemudian disalin. Hal ini akibat pema-haman bahwa tidak penting menulis tugas secara manual sebab isinya akan sama saja dengan tulisan orang yang tersebar di internet. Artinya, kosakata plagiasi sama sekali tidak diketahuinya apalagi memahami dampak dari budaya plagiasi dan penyu-sunan tugas serba instant terhadap penyelesaian tugas akhir mereka di kampus.
Ketiga, banyaknya mahasiswa yang sulit mema-hami prosedur menyusun skripsi lantaran tidak biasa mempraktikkan kaidah ilmiah dalam tugas-tugas perkuliahan. Tidak adanya bekal dasar-dasar penulis-an ilmiah dalam perkuliahan sejak dini serta kebiasa-an mengandalkan tulisan orang untuk dijadikan tugas, mengakibatkan mahasiswa tidak siap ketika dihadapkan dengan penulisan proposal dan skripsi.
Sekalipun kemudian kampus menyediakan bebe-rapa mata kuliah seputar metodologi penelitian dan bimbingan penyusunan skripsi. Serta menerbitkan buku panduan penysunan proposal dan skripsi dan juga menunjuk dosen-dosen sebagai pembimbing-nya. Namun asingnya tata cara penulisan ilmiah di kelas, menyebabkan mereka agak sulit memahami dan mempraktekkan petunjuk-petunjuk teknis dalam penyusunan proposal dan skripsi mereka.
Sebaliknya mereka sudah sangat terbiasa dengan cara ‘copy paste’ tulisan dari internet yang kemudian mereka coba pakai dalam penyusunan proposal dan skripsi mereka. Kebiasaan ini menjadi persoalan umum yang muncul di kalangan mahasiswa terkait dengan penyusunan tugas perkuliahan dan juga tugas akhir berupa penulisan proposal dan skripsi. Begitu pula dengan penulisan atau pengubah-an dari skripsi menjadi artikel untuk dipublikasikan.
Berdasarkan tiga alasan tersebut, maka buku ini menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh maha-siswa sebagai panduan praktis dan sederhana dalam mengarahkan langkah-langkah penting guna me-mulai pembuatan tugas perkuliahan, penyusunan, pengetikan, penyuntingan, hingga menjadi lapor-an tugas yang sesuai kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah. Hal ini diharapkan dapat menekan persoalan yang telah disebut di atas dan mengurangi praktik plagiarisme yang berkembang luas di kalangan mahasiswa dalam penugasan akibat ketidakpaham-an atas langkah-langkah proses penyusunan tugas, prinsip etis dan tata penulisan ilmiah.

B.   Mengenal Karya Tulis Ilmiah
1.   Pengertian
Karya Tulis Ilmiah atau yang biasa disingkat KTI dalam Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Penge-tahuan Indonesia Nomor 04/E/2012 didefinisikan sebagai tulisan  hasil  penelitian pengembangan  dan/atau  tinjauan, ulasan  (review),  kajian,  dan  pemikiran sistematis yang  dituangkan  oleh  perse-orangan  atau  kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Kaidah ilmiah yang dimaksud di sini adalah aturan  baku  dan  berlaku umum yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan (LIPI, 2012: 2).
2.   Karakteristik
Karya Tulis Ilmiah memiliki beberapa karakter-istik yang membedakannya dengan karya lain yang non-ilmiah. Beberapa karakteristik penting dari tulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
a.    Logis, tulisan ilmiah harus bersifat logis, arti-nya kerunutan penjelasan  dari  data  dan informasi  yang  dimuat dalam laporan harus masuk  ke  dalam  logika  kebenaran ilmu.
b.    Obyektif,  tulisan ilmiah harus memuat  data  dan  informasi  sesuai  dengan fakta sebenar-nya, obyektif, tidak berat sebelah, dan tidak atas dasar kecenderung-an si penulis.
c.    Sistematis,  artinya  sumber  data  dan  infor-masi  yang diperoleh  dari  hasil  kajian dilapor-kan dalam susunan laporan ilmiah yang sistematis dengan mengikuti  urutan tata letak, tata penulisan, dan prosedur  yang  sistematis  dan konsisten atau berkelanjutan.
d.   andal, artinya data dan informasi  yang dimuat dalam laporan benar-benar telah teruji dan sahih  serta  masih  memungkinkan  untuk  terus  dikaji ulang.
e.    Desain, maksudnya penelitian dan penulisan laporan itu harus terencanakan dan memiliki rancangan.
f.     Akumulatif,  tulisan laporan ilmiah merupakan tulisan   berdasarkan kumpulan  dari  berbagai  sumber yang  diakui  kebenaran  dan kebera-daannya  serta memberikan  kontribusi  bagi  khasanah  iptek  yang sedang berkembang (LIPI, 2012: 9).

3.   Jenis-Jenis
Bentuk dan jenis dari karya tulis ilmiah sangat beragam, mulai dari bentuk paling sederhana sampai yang paling kompleks. Begitu pula kategorinya ada yang berbentuk semi-ilmiah ada pula ilmiah murni, pun dikategorikan sebagai non-formal atau formal. Jenis-jenis karya ilmiah ini tidak seluruhnya disebut dalam buku ini. Hanya dibatasi pada beberapa yang sering dijadikan tugas perkuliahan. Berikut ini adalah beberapa jenis tulisan ilmiah non formal yang paling sering ditemukan di perkuliahan dan universitas:
a.    Paper
Paper merupakan ringkasan dari penelitian yang telah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain paper sama dengan tugas akhir, hanya saja isinya ringkas serta tidak sampai serinci sebuah riset tugas akhir. Istilah paper terkadang digunakan juga untuk jenis laporan yang lebih panjang atau memiliki unsur lebih banyak dari makalah. Untuk membedakannya dengan paper yang diseminarkan dalam suatu pertemuan ilmiah. Paper dengan halaman ringkas seringpula disebut sebagai ‘paper respon’ (response paper) yang ditulis 2-10 halaman saja namun tujuan dan maksud dari suatu uraian tetap harus tersampaikan. Dalam buku ini paper jenis kedua inilah yang akan diuraikan struktur dan cara penyusunan nya.
b.    Ringkasan (Resume)
Ringkasan atau Resume adalah tulisan singkat atas suatu teks bacaan atau laporan. Meskipun seringkali disamakan, nyatanya ringkasan atau resume ini berbeda dengan Ikhtisar (Summary). Resume bertujuan menyajikan tulisan tertentu dalam versi pendek dan padat dengan mengambil bagian-bagian pokok atau intisari dari suatu teks lalu disusun kembali dalam bentuk ringkas dengan tetap mempertahankan gagasan penulisnya. Sementara dalam Ikhtisar, ringkasan atas suatu teks disusun dengan tidak mempertahankan gagasan aslinya sehingga isi dan aturan penulisannya lebih bebas (Keraf, 2004: 299).
          c.    Review
Review adalah tulisan yang berisi deskripsi analitis atas isi suatu bacaan atau teks yang ditulis oleh orang lain baik berupa suatu bab tertentu dalam buku atau buku, baik artikel ilmiah atau jurnal, atau jenis bacaan lainnya (Kriyantono, 23/02/2014).
          d.   Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang mengkaji tema tertentu secara singkat, jelas dengan tetap memenuhi kriteria karya tulis ilmiah, dan dimuat dalam jurnal ilmiah atau buku kumpulan artikel yang mengikuti pedoman ilmiah dan gaya selingkung tertentu. Berdasarkan tempat dimuatnya, artikel yang dimuat dalam jurnal ilmiah mempunyai bobot paling tinggi, jika ia merupakan ikhtisar (summary) dari hasil penelitian daripada yang ditulis biasa (Tim penyusun, 2015: 2).
          e.    Makalah
Makalah adalah karya  tulis  ilmiah yang berisi suatu pokok bahasan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan atau dipresen-tasikan dalam suatu pertemuan ilmiah baik diskusi, workshop, seminar atau forum ilmiah lainnya. Makalah juga sering ditulis sebagai tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. Tulisan ini secara khusus hanya dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan mengkaji pokok bahasan tertentu tanpa harus merincikan masalah dan metodenya. Untuk kepen-tingan tersebut, makalah perlu mengandung unsur argumentatif, logis, menggunakan kutipan dan catatan kaki, pedoman transliterasi (jika ada), dan tebal  minimal 10 halaman (Tim penyusun, 2015: 2).
Sementara jenis tulisan ilmiah formal adalah sebagai berikut:

     a.    Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis ber-dasarkan hasil penelitian lapangan atau  penelitian  kepustakaan dan telah diuji oleh dewan penguji dalam sidang skripsi dalam rangka penyelesaian studi tingkat  Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar Sarjana.
Jenis tulisan ilmiah ini membahas suatu masalah dengan memaparkan  data dan konsep dari studi literatur yang relevan untuk menghasilkan kesimpulan (mendeskripsikan suatu ilmu). Tebal skripsi minimal  60 (enam puluh)  halaman  jika ditulis dalam bahasa Indonesia, dan minimal 40 (empat puluh) halaman jika ditulis dalam bahasa asing (Arab atau Inggris).
     b.    Tesis
Tesis adalah karya  ilmiah yang  ditulis  dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat program  Strata Dua  (S2), yang diajukan untuk  diuji atau dinilai oleh tim penguji guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis  mencoba meng-ungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecah-kannya secara analitis kritis. Tebal tesis minimal 100 halaman.
     c.    Disertasi

Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada tingkat  Strata Tiga (S3),  yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi untuk memperoleh gelar Doktor. Pembahas-an dalam disertasi harus analitis kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan. Untuk itu, pembahasannya harus menggunakan pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang berimpli-kasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah. Tebalnya minimal  200 halaman.




1.   Fungsi Karya Tulis Ilmiah
Karya tulis ilmiah memang memiliki beberapa tujuan dan fungsi, di antaranya sebagai berikut:
a.    Fungsi informatif, suatu karya tulis ilmiah tentu mengandung rangkaian informasi des-kriptif dan analisis terbaru mengenai suatu isu yang diangkat oleh penulisnya sehingga menjadi informasi berharga bagi para pemba-canya. Baik sebagai rujukan, sumber pengaya-an, penjelasan, atau sebagai konfir-masi atas suatu hal yang berkembang di masyarakat.
b.    Fungsi ekspresif, karya tulis ilmiah dapat berfungi sebagai media ekspresif atau kreatif di mana seorang penulis dapat menuangkan ide, gagasan, imajinasi, atau pandangannya atas suatu hal dalam suatu tulisan ilmiah.
c.    Fungsi instrumental, di mana tulisan ilmiah memiliki fungsi sebagai alat atau instrumen bagi seseorang untuk mengubah suatu kondisi, sikap, pemahaman, isu, stigma yang ada di masyarakat melalui publikasi tulisannya sehingga diharapkan tulisan tersebut menjadi kontribusi sosial bagi publik.
d.   Fungsi edukatif, dalam fungsi ini karya tulis ilmiah dapat menjadi sumber pengetahuan dan media belajar bagi institusi pendidikan seperti sekolah dan universitas.
e.    Fungsi akademik, dalam dunia akademik sendiri, karya tulis ilmiah memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1)   Sebagai media melatih mahasiswa meng-ungkapkan pemikiran atau hasil penelitian mereka dalam bentuk tulisan ilmiah.
2)   Sebagai upaya menumbuhkan budaya literasi serta etos ilmiah  dalam tradisi akademik di kalangan mahasiswa sehingga  mereka  mampu  menghasilkan  karya di  bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studi.
3)   Menjadi wahana transfer  pengetahuan  dari  lingkungan kampus ke kalangan yang membutuhkan, termasuk ke masyarakat luas.
4)   Merupakan  salah satu bentuk pembuktian  potensi, kemampuan, dan wawasan  aka-demik mahasiswa  yang  bersangkutan,  yang diperoleh melalui  pendidikan  dan pengajaran  di jurusan masing-masing, terutama dalam menyelesaikan masalah dengan menulis karya ilmiah.
5)   Sebagai pemenuhan persyaratan kelulusan dan pembuktian kelayakan untuk menda-patkan hak memperoleh gelar akademik.

A.   Sistematika dan Struktur Karya Tulis Ilmiah
1.   Bagian Awal (Preliminaries)
a.    Judul
Pada bagian ini ditulis judul suatu tulisan. Judul harus singkat, memuat variabel utama dan terkait dengan pembahasan.

b.    Halaman Pengesahan (jika ada)
Halaman ini dimaksudkan jika suatu tulisan dianggap menjadi layak dicetak jika sudah ditanda-tangani oleh suatu institusi atau atasan.
c.    Pedoman Transliterasi
Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan asing (Arab) ke dalam tulisan Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. dalam hal ini dapat menggunakan pedoman transliterasi berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Ke budayaan Republik Indonesia, tanggal 22 Januari 1988, No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagai-mana tertera dalam buku pedoman Transliterasi Bahasa Arab (A Guide to Arabic Transliteration), INIS Fellow 1992. (Tim penyusun, 2015: 16).
d.   Kata Pengantar
Bagian ini berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berperan selama proses pelaksanaan dan penulisan hasil penelitian. Ucapan terima kasih ini dapat berbentuk uraian paragraf atau poin per poin.
e.    Abstrak (Jika perlu)
Abstrak memuat gambaran sangat ringkas dari seluruh hasil penelitian. Abtrak ditulis hanya dalam 1 (satu) halaman. Isi abstrak umumnya terdiri dari 3 (tiga) atau 4 (empat) paragraf yang mencakup bebe rapa hal antara lain latar belakang, fokus masalah, tujuan penelitian, metode yang digunakan, dan hasil pe nelitian.
f.     Daftar Isi
Halaman ini berisi daftar judul halaman, judul bab dan sub-bab berikut nomor urut halaman masing-masing. Sistem pemberian nomor dan derajat penomoran untuk daftar halaman dan bab, disesuaikan dengan kebutuhan, di buat berurutan mulai dari Halaman Cover hingga Lampiran-lampiran.
g.   Daftar Tabel (Jika perlu)
Bagian ini berisi nama tabel-tabel yang dicantumkan dalam isi.
h.   Daftar Gambar (Jika perlu)
Bagian ini berisi nama gambar-gambar yang dicantumkan dalam isi (Tim penyusun, 2015: 15-16).

2.   Bagian Utama (Main Body)
a.    Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang membawa pembaca atau orang lain untuk memahami perma-salahan yang akan dibahas pada artikel ilmiah secara urut, jelas, dan terperinci. Pada bagian pendahuluan, penulis atau peneliti dapat men-cantumkan kutipan atau sitasi cukup dengan menggunakan angka atau nama penulis sesuai dengan aturan sitasi yang digunakan. Hal-hal yang terdapat dalam penda-huluan antara lain ialah sebagai berikut:
1)   Latar belakang masalah, di bagian ini diuraikan alasan pemilihan memilih judul artikel, alasan/argumentasi, dan mengenai hal yang membuat penulis/peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan permasalahan yang akan menjadi fokus dalam artikel ilmiah tersebut.
2)   Tujuan, hal-hal yang diuraikan dalam tujuan penelitian sebaiknya berhubungan dengan judul dan untuk membuktikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian.
3)   Manfaat, hal-hal yang dibahas dalam manfaat penelitian adalah mengenai hasil penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti, objek penelitian, masyarakat, dan ilmu pengetahuan.
4)   Tinjauan pustaka dan kajian teori, bagian ini berisi pembahasan tentang teori dan hasil penelitian yang berkaitan atau mendukung penulisan.
5)   Metodologi, metodologi penelitian adalah tata cara atau aturan yang digunakan untuk melaksanakan riset atau penelitian. Meto-dologi merupakan prosedur penelitian yang tersusun secara sistematis dan ilmiah, sehingga menjadi aturan yang harus dilaku-kan dalam melakukan penelitian.

b.    Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian terpenting dalam artikel ilmiah. Hal ini disebabkan karena pada bagian ini dapat dilihat bagaimana kemampuan dan kualitas seorang peneliti dalam meng-analisa data-data penelitian yang diperoleh sebelum diolah  men-jadi kesimpulan.
c.    Simpulan
Kesimpulan merupakan  jawaban atas pertanya-an-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Jumlah kesimpulan harus disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan artikel ilmiah. Sehingga, pembaca akan lebih mudah memahami penjelasan dan uraian artikel ilmiah.
Pada dasarnya, kesimpulan berisi ringkasan dari artikel yang telah diuraikan pada bagian hasil atau pembahasan. Sehingga, bagian kesimpulan harus ditulis secara ringkas dan jelas. Namun, bentuk uraian dideskripsikan dalam bentuk kalimat-kalimat dan bukan angka-angka, grafik, dan tabel seperti pada bagian hasil.

3.   Bagian Penutup (Reference Matter)
a.    Daftar Pustaka
Daftar Pustaka atau referensi adalah bagian yang berisi sumber rujukan atau sumber acuan yang dipakai penulis untuk mengutip literatur sebagai bahan dalam tulisannya. Hal ini untuk menghindari  plagiarisme atau dianggap plagiat. Semua sumber yang disitasi harus dicantumkan pada bagian referensi dan begitu pula sebaliknya.
b.    Lampiran (Jika perlu)
Pada bagian ini dokumen-dokumen yang diang-gap penting untuk ditampilkan dilampirkan pada bagian paling belakang dari suatu penulisan.














BAB II
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH
A.   Persiapan Penyusunan
1.   Pemilihan Isu
Persiapan awal dalam penyusunan karya tulis ilmiah adalah menentukan isu yang mana yang akan diangkat. Penentuan isu ini dapat merujuk kepada beberapa unsur yang akan memudahkan penulis dalam menguasai isu dan penulisannya. Paling tidak ada enam hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan isu, yakni sebagai berikut:
a.    Memilih isu yang dekat atau ada di sekitar penulis.
b.    Memiliha isu yang dianggap menarik, penting atau memiliki alasan yang layak dipertim-bangkan untuk dipilih.
c.    Memilih isu yang memiliki batasan uraian, atau terfokus. Sehingga tulisan akan selesai dengan terukur dan tidak melebar ke mana-mana.
d.   Isu yang dipilih haruslah yang memiliki unsur-unsur fakta yang cukup untuk dikaji dan memiliki data objektif. Sehingga penulis tidak kesulitan dalam menelaah dan menguraikan isu dalam tulisannya.
e.    Isu yang diangkat bukan merupakan isu yang asing bagi penulis. Serta memiliki prinsip ilmiah. Sehingga dengan demikian prosedur ilmiah dapat dilaksanakan dengan baik.
f.     Isu yang dipilih haruslah memiliki referensi yang cukup. Ini penting agar tulisan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

2.   Penentuan Judul
Setelah memilih isu dengan memenuhi beberapa alasan tadi, maka langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang tepat untuk penulisan karya tulis ilmiah. Judul harus menggambarkan variabel dan isi dari tulisan. Untuk itu, jika dianggap sulit menentukan judul, penulis dapat menggarap isinya dahulu kemudian diberi judul kemudian.
Penentuan judul memiliki empat unsur:
a.    Sesuai dengan tema atau isu yang dipilih.
b.    Menggambarkan isi tulisan.
c.    Berbentuk frase bukan kalimat
d.   Singkat, jelas dan lugas.

3.   Pembuatan Kerangka (Outline)
Kerangka tulisan atau disebut juga outline sangat penting dalam memulai tulisan. Kerangka terse-but akan menjadi batasan uraian, menentukan fokus bahasan dan juga susunan ide si penulis yang akan dituangkan dalam tulisannya. Se-hingga kerangka tersebut umumnya nanti juga akan menjadi daftar isi dalam suatu tulisan.


B.   Pengumpulan Data
1.   Riset Lapangan
Pengumpulan data umumnya terbagi ke dalam dua jalan utama, riset lapangan atau studi pustaka, atau kombinasi keduanya. Dalam riset lapangan, penulis dapat memilih salah satu pendekatan atau memasukkan ketiga-tiganya sebagai metode pengumpulan data. Tiga metode tersebut adalah:
a.    Observasi, dalam observasi atau pengamatan peneliti akan mengamati keadaan yang tengah diteliti untuk kemudian dilaporkan dan mendukung data yang didapatnya dari sumber lainnya.
b.    Wawancara, dalam wawancara ini peneliti akan mengumpulkan informasi dari hasil wawancara dengan orang-orang yang dianggap penting dan layak untuk diambil keterangannya.
c.    Dokumentasi, dalam melakukan proses doku-mentasi, peneliti mengumpulkan informasi lewat berbagai dokumen baik foto, video, lembaran surat atau dokumen lainnya, maupun benda-benda lain yang memiliki informasi.
2.   Studi Pustaka
Pengumpulan data melalu studi pustaka tidak hanya dengan menelaah buku, jurnal, laporan ilmiah atau yang sejenisnya. Studi pustaka juga termasuk mencari informasi melalui internet dengan menjelajahi berbagai macam sumber website dengan tetap ada batas dan ketentuan-nya. Misalnya tidak boleh bersumber dari tulisan blog tanpa sumber, wikipedia, dan sumber lain yang tidak dapat ditemukan validitasnya. Sebaliknya beberapa alamat web seperti; aca-demia.edu, perpusnas.go.id, garuda. Ristek-dikti.go.id, atau sejenisnya yang memuat infor-masi ilmiah dapat dipakai.
C.   Penyusunan Data
Setelah data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka perlu dilakukan pengkodean (coding) dengan mengelompokkan data menurut masing-masing bagian yang akan ditulis. Pembagian ini boleh dengan mendasarkan pada outline. Selanjutnya penulisan sudah dapat dimulai secara bersamaan.

D.   Pengetikan
Berdasarkan data yang sudah tersusun menurut bagiannya masing-masing. Pengetikan dapat dimulai dengan memasukkan data-data menurut kategori. Dalam proses ini deskripsi masih kasar dan tidak menjadi masalah karena fokusnya adalah menyusun data menjadi lengkap. Pengetikan laporan harus mengikuti prosedur dan tata pengetikan sebagai-mana ditunjukkan dalam bab III dari buku ini.
E.   Penyuntingan
Meskipun proses pengetikan mungkin sudah selesai dilakukan, namun isi dari tulisan laporan tetap saja memiliki kekurangan yang sebelumnya tidak tampak. Karena itu penting sekali untuk kembali dilakukan penyuntingan untuk melihat tata letak, tata bahasa, tata susunan, dan lainnya apakah sudah rapi dan baik atau perlu diatur kembali.
F.   Revisi

Proses revisi adalah tahap akhir biasanya dalam suatu tulisan. Dalam proses ini tulisan yang telah dicetak ditinjau kembali, dinilai, dan dikritisi keku-rangannya agar isinya semakin mendekati lengkap sempurna dan layak dipublikasikan atau dibaca oleh publik. Untuk itu maka proses revisi adalah kewajiban terakhir yang tidak boleh diabaikan oleh penulis. Setelah proses ini selesai maka kualitas tulisan diharapkan sudah meningkat dan dapat dipublikasikan.

BAB III
ATURAN PENGETIKAN TULISAN ILMIAH
A.   Bahan dan Ukuran
Secara umum untuk kebanyakan jenis karya tulis ilmiah saat ini masih menggunakan bahan berupa kertas HVS dengan ukuran A4 atau A4s (16 x 24 cm). Meskipun demikian, beberapa laporan ilmiah bisa saja memiliki aturan material dan ukuran yang berbeda sesuai dengan tata acuan yang berlaku di lingkungan akademik masing-masing.
B.   Judul
Sampul atau Cover adalah bagian terdepan dalam suatu laporan, bagian sampul ini harus disusun dengan merujuk pada suatu panduan dan berbeda-beda sesuai bentuk laporan ilmiah, misalnya makalah, proposal, skripsi, atau laporan ilmiah lainnya. Pada bagian cover ini, ditulis beberapa hal:
1.   Judul: judul harus menggambarkan variabel yang  akan diuraikan dalam tulisan, dan ditulis dengan huruf kapital seluruhnya. Dalam penulisannya, judul ditempatkan di tengah bagian atas suatu laporan.
2.   Identitas penulis; identitas penulis yang dicantumkan meliputi; nama lengkap, nomor identitas di institusi (mis: NIM. xxxxx), semester dan progam studi, serta kelas mata kuliah dan dosen pengampu. Identitas ini ditulis di bagian tengah di bawah judul dengan font lebih kecil dari judul.
3.   Logo institusi; setiap insitusi tentu memiliki simbol atau lambang sebagai identitasnya. Lambang ini harus ditampilkan pada bagian cover untuk menunjukkan bahwa laporan tersebut sebagai bagian dari kegiatan dalam institusi tersebut. lambang ini ditempatkan di bagian tengah di bawah identitas penulis.
4.   Nama institusi; umumnya nama institusi meliputi nama fakultas dan universitas, lokasi kampus, diakhiri dengan; (5) Tahun.
Unsur-unsur yang disebutkkan di atas umumnya berlaku untuk penulisan makalah, laporan, proposal, skripsi, namun beberapa jenis tulisan ilmiah lainnya memiliki aturan format berbeda. Contoh format cover ini dapat dilihat pada bagian lampiran dari buku ini.
C.   Membuat Daftar Isi
Pada bagian ini daftar isi memuat secara umum judul dari setiap bab, sub bab  maupun sub dari sub bab beserta nomor halamannya. Bagian-bagian yang dimasukkan dalam daftar isi harus mengikuti penomoran sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
D.   Pengetikan
Pengetikan laporan atau tugas karya ilmiah memiliki beberapa aturan sebagai berikut:
1.   Sementara dalam penulisannya, untuk huruf latin umumnya menggunakan font Times New Roman dengan ukuran 12pt untuk isi, 14pt untuk judul bab-subbab, dan 10pt untuk catatan kaki. Jika tulisan memakai huruf Arab, maka menggunakan Traditional Arabic dengan font ukuran 16pt kecuali pada catatan kaki.
2.   Kemudian, dalam penulisan isi, setiap bilangan di bawah sepuluh maka dituliskan dengan kata atau huruf (contoh: sepuluh). Sementara untuk bilangan yang lebih besar dari sepuluh cukup dituliskan dalam bentuk angka (contoh: 11), kecuali untuk bilangan yang terletak pada permulaan kalimat, maka tetap dituliskan dalam bentuk kata.
3.   Selain penulisan angka, penulisan singkatan juga harus ditulis berdasar Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
4.   Jarak atau spasi dari setiap baris yang ditulis adalah sebagai berikut: untuk paper, resume, review, artikel dan makalah, dapat memakai 1.15 spasi multiple, meskipun demikian untuk beberapa tulisan ilmiah khususnya artikel mungkin memiliki ketentuan yang berbeda-beda. Jarak untuk kutipan langsung yang panjangnya lebih dari lima baris, catatan kaki dan daftar pustaka cukup dituliskan dalam spasi tunggal.
5.   Penulisan alinea baru di setiap paragraf selalu diawali dengan huruf kapital dimulai dari tepi kiri sedikit menjorok ke dalam (satu tab).
6.   Judul bab ditulis dengan huruf kapital seluruhnya, dan judul subbab cukup ditulis kapital di setiap awal kata kecuali kata sambung, kata hubung dan kata depan (contoh: dan, atau, di). Semen-tara judul sub dari subbab cukup ditulis kapital di awal judul.
7.   Poin penjelasan yang kurang dari tujuh kata dituliskan dalam paragraf ditandai dengan angka dalam kurung dan dibatasi titik koma (misalnya: (1)...; (2)...; (3)...).
8.   Untuk poin penjelasan yang lebih dari tujuh kata atau kurang dari tiga kalimat ditulis dalam bentuk angka atau huruf sesuai urutan penomoran.
9.   Poin penjelasan yang lebih dari tiga kalimat ditulis dalam bentuk paragraf yang ditandai dengan peletakan kata ‘pertama’, ‘kedua’, ‘ke-tiga’, dan seterusnya yang ditulis miring (italic).

E.   Penomoran
Dalam penomoran tulisan laporan ilmiah sendiri, terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan sebagai berikut:
1.   Untuk penomoran bab ditulis dengan angka Romawi dan diletakkan simetris di atas judul bab.
2.   Penomoran untuk sub bab, sub dari sub bab dan seterusnya ditulis dari tepi kiri tanpa menjorok ke dalam dengan urutan sebagaimana contoh berikut:




BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Agama Islam
1.      Sejarah agama Islam
a.       Kondisi bangsa Arab sebelum Islam
1)      Penyembahan berhala
a)      Awal penyembahan berhala
 1.   Untuk penomoran halaman mulai dari cover sampai daftar isi, dipakai angka Romawi kecil diletakkan simetris di tengah. Sementara untuk bagian isi sampai halaman terakhir menggunakan angka Arab di sudut kanan bawah. Penulisan nomor halaman ditulis dengan jarak 1.5 cm dari tepi bawah.

A.   Tabel dan Gambar
Penyajian informasi grafis atau visual memang terkadang dibutuhkan sebagai pendukung uraian hasil laporan. Selain agar lebih  mengefisienkan volume  tulisan,  ini juga dilakukan karena  tampilan  sebuah  ilustrasi adakalanya  lebih  lengkap  dan  informatif  daripada tampilan dalam bentuk narasi.
1.   Gambar/tabel  harus  disediakan  dalam  ukuran  yang proporsional  dan  beresolusi  tinggi  untuk penampilan  terbaik  dan  tidak  boleh  direkayasa untuk  menonjolkan  atau  menghilangkan  atau menambahkan objek.
2.   Peletakan tabel baik bagan, peta, grafik, dan gambar dalam tulisan laporan diletakkan secara simetris dalam teks.
3.   Tabel dan gambar kemudian dinomori dengan angka Arab diawali dengan nomor bab, titik, dan nomor gambar diikuti judul.
4.   Penulisan judul diletakkan simetris tanpa diakhiri titik. (contoh: 3.1. Peta Wilayah Kota Medan).
5.   Di bagian bawah tabel atau gambar kemudian ditulis keterangan sumber dan tahun tabel atau gambar, dengan ukuran font 10pt spasi tunggal.

B.   Bahasa dan Pemakaian Istilah
1.   Penulisan tugas-tugas ilmiah ditulis dengan Bahasa Indonesia baku yang baik dan benar, atau dengan bahasa asing sesuai aturan yang diberlakukan. Penggunaan Bahasa Indonesia harus sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
2.   Dalam penulisan, tidak menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua (saya, aku, kami, kita, kau, kamu), kecuali dalam pengu-tipan langsung.
3.   Pemakaian istilah asing atau lokal, yang baru, tidak ada dalam Kamus Bahasa Indonesia, atau belum baku harus ditulis miring (italic).
4.   Pada penggunaan pertama kali penulis perlu menjelaskan arti atau padanannya dalam Bahasa Indonesia.

C.   Penulisan Nama
Dalam penulisan nama penulis (author) yang dirujuk dalam tulisan dan daftar pustaka harus ditulis tanpa gelar.

D.   Gaya Sitasi (Citation Style)
Dalam tradisi penulisan ilmiah, terdapat lima gaya pengutipan (citation style) yang digunakan secara luas dalam penulisan ilmiah khususnya dalam penulisan kutipan (citation) dan daftar pustaka (bibliography) yakni; APA (American Psychological Association), MLA (Modern Language Association), CMS (Chicago Modern Style) atau disebut Chicago atau Turabian dan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers).
1.   APA (American Psychological Association)
Gaya sitasi ini lebih menonjolkan tahun publikasi, penggunaan APA dapat mudah ditandai dengan penempatan nama akhir dan tanggal publikasi yang selalu tampil paling depan dalam penulisan kutipan yang terkadang juga disertai nomor halaman baik dalam model kutipan footnote, innote maupun endnote. Penggunaan model ini lebih umum dalam laporan bidang psikologi dan sosial (Lipson, 1992: 13).
Contoh untuk sitasi footnote:
1Panji Panjaitan, 2000, Membongkar Rahasia Sulap, (Jakarta: Renaka Cipta), hlm. 30.

Contoh untuk bibliografi:
2Panjaitan, P. (2000). Membongkar Rahasia Sulap. Jakarta: Renaka Cipta.

2.   MLA8th (Modern Language Association)
Gaya pengutipan ini lebih menonjolkan nama author dan digunakan secara luas khususnya dalam laporan riset terkait kebahasaan, sastra atau literatur (Lipson, 2006: 47) .
Contoh untuk sitasi footnote:
Fouad Ajami, The Dream Palace of the Arabs: A Generation’s Odyssey, (New York: Pantheon, 1998).
Contoh untuk bibliografi:
Ajami, Fouad. The Dream Palace of the Arabs: A Generation’s Odyssey. New York: Pantheon, 1998.
3.   CMS (Chicago Modern Style)
CMS merupakan gaya kutipan yang lebih menon-jolkan nama author secara lengkap sementara tanggal publikasi ditempatkan di bagian akhir. Model ini sering dipakai dalam penulisan laporan sosial dan jurnalistik.
Contoh untuk sitasi footnote:
Panji Panjaitan, Membongkar Rahasia Sulap, (Jakarta: Renaka Cipta, 2000),hlm. 30.

Contoh untuk bibliografi:
Panjaitan, Panji. Membongkar Rahasia Sulap. Jakarta: Renaka Cipta, 2000.

4.   IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
Model sitasi ini memiliki ciri khas berupa penulisan tahun di belakang suatu alinea dan umumnya digunakan dalam bidang ilmu komputer, teknik dan elektro (Isthiana, 2013).
Contoh untuk sitasi:
W.K. Chen. Linear Networks and Systems. Belmont, CA: Wadsworth, 1993, pp. 123-35.

Contoh untuk bibliografi:
W.K. Chen. Linear Networks and Systems. Belmont. CA: Wadsworth. 1993.
Adanya bermacam-macam gaya sitasi dan referensi yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah. Mengharuskan penulis untuk tahu gaya sitasi dan referensi yang mana yang berlaku di lingkungan institusinya. Untuk lingkungan UINSU, gaya sitasi dan referensi yang umum dipakai adalah CMS atau biasa disebut Chicago. Untuk memudahkan maha-siswa di lingkungan UINSU. Aturan-aturan penulisan sitasi dan referensi yang dijelaskan dalam buku ini akan mengikuti gaya sitasi CMS atau Chicago saja.

E.   Penulisan Footnote, Innote dan Endnote
Penulisan catatan referensi atau yang biasa disebut catatan kaki dimaksudkan untuk menyebut-kan sumber suatu kutipan informasi, pendapat atau sebagainya. Penggunaannya juga dipakai untuk memberikan komentar atau penjelasan tambahan atas suatu teks. Penulisan catatan ini dapat ditulis dalam tiga cara, yakni; footnote, innote, dan endnote. Dari ketiganya, footnote lebih umum dipakai. Dalam penulisan footnote, terdapat bebe-rapa ketentuan yang perlu diperhatikan yakni sebagai berikut:
1.   Footnote ditulis di bagian bawah halaman dimulai pada jarak setengah 1.27 cm atau sejajar dengan alinea baru (1 tab), font Times New Roman dengan ukuran 10pt spasi tunggal.
2.   Footnote harus mencantumkan nama author tanpa gelar, judul referensi dicetak miring (italic), dan ditulis cetakan ke berapa, sementara kota  tempat  terbit,  nama penerbit, dan tahun terbit ditulis dalam kurung, diakhiri dengan nomor halaman.
3.   Apabila satu sumber yang sama sudah pernah disebutkan pada halaman sebelumnya secara lengkap, maka pada halaman lainnya cukup di-sebutkan nama pengarang, judul, dan nomor halaman.
4.   Referensi yang dapat diambil dari sumber-sum-ber internet hanya dibolehkan dari website resmi institusi, pemerintah, atau official, seperti repo-sitory, open-library, digilib, e-journal, e-book, e-newspaper, digital references atau lainnya. Selain itu terdapat beberapa website besar yang menye-diakan referensi terbuka antara lain dapat diakses di: e-resources.perpusnas.go.id, acade-mia.edu, libgen.org, researchgate.net, ijern.com, doaj.org, garuda.ristekdikti.go.id, lipi.go.id,  go-oglescholar).
5.   Tata cara penulisan footnote untuk satu orang penulis sebagai berikut:
a.    Untuk sumber kutipan yang author-nya satu orang dan baru pertama kali muncul maka semua bagian footnote ditulis lengkap sebagai berikut:
1Ali Syafaruddin, Ilmu Pendidikan: Perspektif Baru Rekonstruksi Budaya Abad XXI, Cet. I, (Bandung: Citapustaka, 2005), hlm. 56.
b.    Jika footnote masih dari sumber yang sama dengan footnote sebelumnya, baik berbeda nomor halaman atau tidak, diselingi oleh sumber lain atau tidak, maka cukup dituliskan secara singkat sebagai berikut:

12Ali Syafaruddin, Ilmu Pendidikan..., hlm.59.

c.    Jika dalam teks terdapat kutipan pernyataan orang lain, maka kutipan yang diambil dari referensi lain bukan referensi asli, harus ditulis dengan menyebutkan author aslinya. Misalnya, mengutip pernyataan Hotman Paris dalam bukunya Ali Syafaruddin, Ilmu Pendidikan, maka ditulis:

16 Dikutip dari Ali Syafaruddin, Ilmu Pendidikan: Perspektif Baru Rekonstruksi Budaya  Abad XXI, Cet. I, (Bandung: Citapustaka, 2005), hlm. 56.

6.   Jika referensi ditulis oleh dua atau tiga orang author, maka nama seluruhnya harus disebutkan dengan lengkap. Contoh:
19 David Kaplan dan A. A. Menners, Teori Budaya, Terj. Ladung Simatupang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 404.

29 Erick Tohir, Salman Borneo, dan J. J. Abrams, Teori Komunikasi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 221.

7.   Jika referensi ditulis oleh empat orang author, maka cukup ditulis nama pengarang pertama saja dan diikuti dengan akronim ‘dkk’ untuk referensi berbahasa Indonesia atau ‘et.al’ untuk referensi berbahasa Inggris. Contoh:

21Diana Nasution, dkk., Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, (Semarang: CV. Toha Putra, 1999), hlm. 342.

23Richard D. Van Scotter, et.al, Foundation of Education, (New Jersey: Prentice Hall Englewood Cliffs, 1979, p. 54.

8.   Referensi dari beberapa editor
a.    Jika terdapat referensi yang diedit oleh satu sampai tiga orang maka harus disebutkan seluruhnya. Jika lebih dari tiga orang, maka cukup disebutkan editor pertama diikuti dengan ‘dkk’, atau ‘et.al’ dan disisipkan ‘(ed)’ setelahnya. Contoh:

23Dewi Hasibuan (ed), Mozaik Teknologi Pendidikan (Jakarta: Prenada Media, 2004), hlm. 75.

26Dahlan Ismail, dkk. (ed), Mozaik Pemikiran Islam (Jakarta: Citramedia, 2001), hlm. 35.

b.    Apabila sumber kutipan berasal dari  artikel atau satu bagian dari buku, maka nama author dan judul artikel ditulis berserta editornya dan judul bukunya. Contoh:

26Amiruddin, “Pemikiran Kontemporer Islam: Muhammad Syahrur”, dalam Dahlan Ismail, Mozaik Pemikiran Islam, Ed. Ihya Amansyah dan Effendi Beni (Jakarta: LKiS, 2001), hlm. 25.

9.   Referensi terjemahan
Untuk kutipan dari referensi hasil terjemahan, maka penulisan footnote harus menyebutkan penulis aslinya dan penerjemahnya. Contoh:

19 David Kaplan dan A. A. Menners, Teori Budaya, Terj. Ladung Simatupang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 404.

10.       Referensi dari artikel jurnal
Penulisan footnote untuk referensi berbentuk artikel hampir sama dengan penulisan kutipan satu bagian dari buku. Contoh:

12Achmad Charis  Zubair, “Membangun Kesadaran Etika Multikulturalisme di Indonesia”, dalam  Jurnal Filsafat Vol. XI No. 2, (2003),  hlm. 117.

11.       Referensi dari artikel majalah.
Penulisan referensi dari artikel majalah adalah sebagai berikut:
34Jabbar Sabil dkk, “Sejarah Baru Dayah”, dalam Majalah Santunan, Nomor 01-02, Januari-Februari 2010, hlm. 78.
12.       Refensi dari artikel koran
23Muhammad Habil, “Partai Islam dan Korupsi”, Republika, 24 Juli 2014, Bagian Opini.
13.       Referensi daring (online article, e-newspaper)
Penulisan referensi daring memiliki format yang sedikit berbeda-beda tergantung dari jenis referensi-nya. Beberapa di antara referensi paling umum dipakai sebagai berikut:
a.    Penulisan referensi dari website adalah sebagai berikut:

Domikadoish, (2012), “Penutupan Gereja di Aceh (Tayangan INSIDE Eps. Menanti Solusi Damai Untuk Minoritas, Metro TV)” (19/7); youtube.com/watch? v=j4tzh-NnsHFg&spf= navigate. Diakses tanggal 2 Februari 2016.

Admin, “Sejarah Berdirinya UIN Sumatera Utara”, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, http://www.uinsu.ac.id//page=sejarah.html.

Evanston Public Library Board of Trustees, “Evanston Public Library Strategic Plan, 2000-2010: A Decade of Outreach”, Evanston Public Library, http://www.epl.org/ library/stratigic-plan-00.html.

b.    e-newspaper atau berita online mengikuti format berikut:

23Muhammad Habil, “Partai Islam dan Korupsi”, Republika, (24/06/2011); http://www. republika. com/2011/06/24/partai-islam-dan-korupsi.html. Diakses tanggal 23 Juli 2019.

Afif, (2015), “Umat Islam dan Kristen Investigasi Bersama Kasus Pemurtadan,” Merdeka  (09/04); https://www.merdeka.com/peristiwa/umat-islam-dan-kristen-di-aceh-investigasi-bersama-kasus-pemurtadan.html. Diakses tanggal 21 November 2016.

c.    Penulisan referensi daring artikel ilmiah:

Andrew Bennet dan Alexander L. George, (1997). “Process Tracing in Case Study Research”, MacArthur Foundation Workshop on Case Study Methods October 17-19. Artikel ini tersedia di:  http://www.georgetown.-edu/bennett and http:// users.polisci.wisc.edu/kritzer/teaching/ps816/Process Tracing.html. Diakses tanggal 2 Februari 2016.

14.       Referensi dari paper presentasi
Penulisannya sebagai berikut:

Abu Bakar, “Konstruksi Kurikulum Berbasis Moderasi Beragama di Sumatera Utara Studi Deskriptif Analitik Melalui Pendekatan Teologis” (Paper Presentasi pada Seminar International Conference on Islamic Civilization, Medan, Sumatera Utara, 23 Mei 2010).

15.       Referensi dari review buku
Buniyani, “Mencari Islam Nusantara”, Review atas Islamku, Islammu, Islam Kita oleh Abdurrahman Wahid, Jakarta Book Review, 02 Juli, 2011.

Jonathan Yonan, Review atas Native Apostle: Black and Indian Missionaries in the British Atlantic World, oleh Edward E. Andrews, Journal of Moravian History, Vol. 14, No. 2, 2014. Hlm. 34.
16.       Referensi dari skripsi, tesis atau disertasi
Penulisan referensi baik skripsi, tesis maupun disertasi mengikuti contoh sebagai berikut:

Rifatul Hasanah, Peraturan Pendirian Rumah Ibadah dan Konflik Antar Umat Beragama:  Studi Kebijakan Peraturan Bersama Menteri No. 9 dan 8 Tahun 2006 di Wilayah Bekasi,  Tesis, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, 2014), hlm. 56.

F.   Penulisan Kutipan
Ada kalanya dalam suatu laporan, tugas atau tulisan ilmiah terdapat kutipan untuk mendukung ulisan. Kutipan sendiri terbagi dua; kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan tidak langsung adalah kutipan yang dibuat dengan mengubah-baha-sakan teks aslinya ke dalam bahasa si penulis dengan tetap menyertakan sumbernya.
Sementara itu kutipan langsung  merupakan jenis kutipan yang dibuat tanpa sedikitpun merubah teks dari sumber yang dikutip yang umumnya berupa sebuah kalimat atau alinea. Berkenaan dengan hal tersebut, terdapat beberapa aturan sebagai berikut.
1.   Kutipan langsung harus ditulis dalam bahasa aslinya, tidak boleh mengubah redaksi sekali-pun terdapat kesalahan penulisan. Sebalik-nya, pada bagian yang ditemukan salah ketik cukup mem-beri tanda [sic!] di depannya. Tanda [sic!] adalah akronim dari sic erat scriptum yang berarti ‘demikian adanya’ atau dalam bahasa Inggris adalah ‘thus was it written’.
2.   Jika kutipan tersebut dalam bahasa asing, maka boleh dibuat transliterasi di bawahnya jika di-anggap perlu. Kutipan tidak perlu dimiringkan, kecuali pada istilah asing, lokal atau tidak baku.
3.   Kutipan langsung yang kalimatnya kurang dari tiga baris dapat langsung dimuat dalam paragraf dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik (“...”).
4.   Kutipan langsung yang lebih dari tiga baris maka harus ditulis tersendiri dalam paragraf baru. Seluruh kalimat ditulis satu spasi menjorok ke dalam (satu tab) dengan spasi tunggal, diawali dan diakhiri oleh tanda petik (“...”).
5.   Ada kalanya teks yang ingin dikutip ditulis bersamaan dengan teks lain yang tidak relevan atau tidak dibutuhkan, maka teks tersebut boleh dikutip sebagian saja dengan meletakkan tiga titik (...) sebelum teks yang diinginkan. Contoh: “...hal ini dinyatakan oleh Quraisy Shihab sebagai ayat-ayat Kauniyah (dst).”
6.   Kutipan ayat Al-Qur’an, Hadits ditulis dengan font Traditional Arabic ukuran 16pt spasi tunggal dan tidak dimiringkan, begitu pula untuk terjemahan-nya, kemudian diakhiri dengan keterangan surah dan ayat. Contoh: (QS. Al-Baqarah: 56).
7.   Terjemahan Al-Qur’an mengikuti terjemahan terbitan Kementerian Agama.
8.   Kutipan Hadis diambil dari sumber aslinya, misalnya: Hadis riwayat Bukhari dikutip dari kitab Sahih Bukhari, diakhiri dengan kete-rangan sumber hadis; (HR. Bukhari).

A.   Transliterasi
Transliterasi adalah metode atau cara yang digunakan untuk menulis bahasa (yang tidak meng-gunakan huruf latin, seperti Bahasa Arab) dapat ditulis dalam huruf latin. Pedoman transliterasi mengacu pada Ali Audah (daftar terlampir).
B.   Membuat Daftar Pustaka
Keberadaan daftar pustaka atau bibliografi dalam suatu tulisan ilmiah merupakan bagian yang tidak terlepaskan. Daftar pustaka dimaksudkan sebagai pengakuan si penulis atas tulisannya bahwa berbagai informasi yang dimuat di dalam laporan atau tugas tertentu merupakan informasi yang memiliki sumber rujukan, serta pengakuan intelektual penulis kepada penulis referensi yang dijadikan sebagai sumber informasi.
Penulisan daftar pustaka sendiri sebagaimana halnya sitasi, memiliki aturan yang bervariasi. Karena itu penulisan ini harus menyesuaikan dengan format mana yang berlaku dalam suatu lingkungan institusi, apakah American  Psychological  Association   (APA),  atau yang biasa disebut gaya Harvard. Modern Language Association  (MLA). Chicago  Manual  of  Style   (CMS),  atau  yang disebut gaya Turabian. Council of Science Editor  (CSE). American  Medical  Association   (AMA), International  Commitee  of  Medical  Journal Editors  (ICMJE), atau disebut gaya Vancouver (LIPI, 2012: 28).
Daftar pustaka memiliki  pengertian  bahwa hanya referensi yang  diacu  yang  dimasukkan  di  dalamnya. Kemutakhiran  pustaka  yang  diacu  oleh  penulis dapat  dilihat  dari  tahun  publikasi,  dengan ketentuan  umum  paling  lama  dalam  kurun  10 (sepuluh) tahun  terakhir, walaupun begitu referensi sangat tergantung pada bidang keilmuannya.  Artinya, semakin  banyak  pustaka  acuan mutakhir  yang  digunakan,  semakin  tinggi  pula nilai kebaruan tulisan tersebut. Kecuali untuk referensi yang memuat grand theory atau rujukan utama, yang tentu saja memiliki tahun publikasi jauh ke belakang.







BAB IV
ETIKA PENULISAN, PLAGIARISME DAN PARAFRASE
A.   Etika Penulisan
Etika dalam penulisan karya tulis ilmiah pada masing-masing institusi atau lingkungan akademis umumnya memang bervariasi. Paling tidak secara umum beberapa hal berikut ini merupakan prinsip-prinsip etik yang penting untuk diperhatikan dalam penulisan tugas-tugas ilmiah.
1.   Bersikap jujur
Sikap jujur sangat diutamakan dalam dunia akademik, utamanya pembuatan karya tulis ilmiah sebab dalam penyusunannya tentu tidak lepas dari berbagai macam kutipan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang bukan merupakan ide dari si penulis. Untuk itu seorang penulis harus mampu bersikap jujur mengakui bagian-bagian yang memang tidak berasal dari idenya, mengakui dan menyebutkan sumber-sumber yang dikutipnya.
Dalam hal ini penulis harus mampu membeda-kan idenya dan ide orang lain dalam tulisannya, yang tercermin dalam uraian deskriptif, analisis dengan mencantumkan sitasi dan referensi dalam tulisannya.

2.   Bertanggung jawab
Salah satu dari karakteristik tulisan ilmiah adalah isinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk itu maka penulis harus memiliki kesadaran bahwa informasi yang diuraikan dalam tulisan harus dapat ditelusuri sumber-sumbernya. Metode dan proses penelitian yang dilakukan juga menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh penulis sebab jika berbeda pendekatan yang dipakai atau berbeda sudut pandang, akan berbeda pula hasilnya. Sehingga antara sumber informasi dan metode atau proses penelitian, dapat mengarahkan kepada kesimpulan yang tepat. Keselarasan ini bertujuan agar seluruh isi penelitian dapat diper-tanggung-jawabkan secara ilmiah.
3.   Terbuka terhadap kritik
Setiap tulisan ilmiah yang dihasilkan tentu tidak pernah luput daripada kritik, di sini penulis harus memahami bahwa sesempurna apapun tulisan ilmiah yang dihasilkannya akan selalu ada keku-rangan yang wajar untuk dikritik. Sikap menyadari kekurangan, terbuka atas kritikan dan masukan dari orang lain atau pembaca tentu harus dimiliki oleh setiap penulis. Oleh karenanya sering ditemui buku-buku yang telah dipublikasi sebelumnya kembali diperbaiki oleh penulisnya dan diterbitkan kembali sebagai edisi revisi. Seorang penulis tidak boleh bersikap tertutup atau anti kritik yang justru menun-jukkan ketidakdewasaan dan ketidakprofesionalan seseorang dalam dunia akademik.
4.   Obyektif
Sikap obyektif merupakan hal yang menjadi salah satu ciri utama dari tulisan ilmiah. Justru perbedaan yang kentara antara ilmiah dan non-ilmiah terletak pada narasi yang dibangun apakah cenderung kepada salah satu sisi, pro atau kontra atas obyek yang dikaji dan ditulis. Sikap obyektif ini dapat dibangun dengan memberikan argumentasi ilmiah atau logis mengenai suatu hal dan memini-malisir hal-hal yang sifatnya sentimentil. Di sini seorang penulis harus menyadari bahwa tulisan yang cenderung kepada salah satu sisi akan menghasilkan kesimpulan yang bias.
Akan tetapi harus diakui memang, bahwa sama sekali menghilangkan unsur subyektifitas penulis atas tulisannya adalah perkara yang tidak mungkin dilakukan karena analisis yang terdapat dalam suatu tulisan tentu dibangun atas rasionalisasi si penulis yang memang tidak lepas dari subyektifitas penulis. Apa yang paling mungkin dilakukan adalah menekan agar unsur-unsur tersebut menjadi ber-kurang atau minimal sehingga kadar obyektif dan logis tetap lebih besar dalam suatu laporan ilmiah.
Namun dalam beberapa jenis tugas ilmiah seperti response paper misalnya, ada kalanya subyektifitas penulis memang harus dimunculkan sebagai resepon atas suatu isu. Tetapi yang perlu dicatat, hal inipun dilakukan dengan tetap menjaga kadar keilmiahan sehingga pendapat yang keluar itu memang berdasarkan argumen ilmiah.
5.   Cermat
Tulisan ilmiah tentu saja mengharuskan penulis untuk memperhatikan seperangkat aturan, baik dalam tahap persiapan, pengumpulan data, penyu-sunan ide, pengetikan laporan hingga revisi dan publikasi. Dalam rangkaian proses tersebut, penulis dituntut harus cermat dan teliti sehingga masalah-masalah dalam proses penyusunan tidak terlalu besar. Khususnya dalam pengetikan laporan yang memang membutuhkan fokus dan ketelitian karena aturan-aturan teknis yang tergolong detail harus diikuti oleh penulis.
Misalnya saja dalam hal penentuan sumber data, tanggal, ejaan nama, tempat dan lainnya, peno-moran, sitasi, relevansi ide dan argumen, kesel-arasan uraian antar sub-sub bab,  atau lainnya. Tulisan yang cermat dan rapi menunjukkan kualitas penguasaan teknik penulisan karya tulis ilmiah seseorang sudah mantap, juga sebaliknya, tulisan yang acak dan amburadul menjadikan kadar keilmi-ahan suatu laporan turut diragukan.
Dalam penyusunannya, secara teknis prinsip-prinsip etis tersebut muncul dalam hal-hal berikut:
1.   Mengelola,  melaksanakan,  dan  menyusun tulisan laporan ilmiahnya  secara  bertanggung  jawab dan cermat.
2.   Tidak melakukan duplikasi dalam menyebar-kan  informasi  tertulis  dari  hasil penelitiannya  dan informasi  ilmiah atau pengetahuan baru yang diperolehnya untuk disampaikan ke  dunia  ilmu pengetahuan  lebih dari sekali.
3.   Memberikan pengakuan melalui: (a) penyerta-an sebagai penulis pendamping; (b) pengutip-an  pernyataan  atau  pemikiran  orang  lain; (c) atau pernyataan  ucapan  terima  kasih yang  tulus  kepada pihak  yang  telah mem-berikan kontribusi dalam penelitian-nya  dan  secara  nyata  mengikuti  tahapan penelitian dimaksud serta  mengikuti  dari dekat jalannya penelitian.
4.   Menyampaikan laporannya dalam bentuk yang padat atau ringkas, tetapi  tidak  etis  bila  menyampaikan  dalam  bentuk  yang seder-hana pendek.  Penulis  juga  harus menampil-kan  seluruh  informasi  yang  secara  langsung mendukung  kegiatannya  dan mela-porkan  seluruh  aspek yang  mungkin  akan  sangat penting bagi penelitian lainnya.
5.   Menjunjung  tinggi nilai  kejujuran,  menghin-dari  plagiasi  dan pemalsuan  informasi yang  merugikan  eksistensi  penulis  asli  dan  juga  dapat  menghambat perkembangan  ilmu pengetahuan.  Pemalsuan  yang  dimaksud  adalah dengan; manipulasi data,  informasi,  hasil, kesimpulan  yang  bertujuan  untuk me-ngubah makna, interpretasi  serta  menyajikan  suatu fakta yang berbeda dengan kondisi penelitian.
6.   Penulis memiliki  tanggung  jawab  moral untuk menyampaikan bila  ada  hal  yang  bertolak belakang dengan pandangannya. Bila  ditemu-kan kelemahan  pada  metode  yang  diguna-kan,  maka  harus disampaikan.
7.   Kolaborasi antara peneliti harus  mengikuti  kriteria  yang  adil. Tidak  memasukkan  nama  seseorang  yang kurang  atau  tidak  sama sekali berkontribusi atau selain yang  berparti-sipasi dalam pekerjaan. Dalam ilmu  penge-tahuan,  ‘penulis  bayaran’  merupakan  hal yang tidak etis dan tidak dapat diterima.
8.   Seluruh penulis bertanggung jawab atas kea-kuratan dan kejujuran  suatu  penelitian,  baik penulis  utama maupun  pendamping dan  juga bertanggung  jawab  atas kontribusi  masing-masing. Seluruh penulis harus dapat menjelas-kan kontribusinya masing-masing bila diperlu-kan.
9.   Sebagai  bentuk  tanggung  jawab  penulis terhadap  tulisannya.  KTI  yang dipublikasikan  harus  dapat dibuktikan  dengan  dokumentasi  wujud  nyata  hasil  dari penelitian  tersebut dan dapat diakses bagi pihak yang berke-pentingan (LIPI, 2012: 37).
B.   Plagiarisme
Plagiasi adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya ada atau kerya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyata-kan sumber secara tepat dan memadai (Permen-diknas, 2010: Pasal 1).
Sejalan dengan permendiknas ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga memahami plagiarisme sebagai kegiatan mengakui karya tulis orang lain sebagai karyanya sendiri atau tanpa menyebutkan sumber dari mana pendapat tersebut diambil. Menurut LIPI, plagiasi  adalah  penyampaian  suatu  data, informasi, dan  hasil atau kesimpulan  baik  hanya  substansi ataupun secara keseluruhan dari suatu tulisan milik orang  lain  dan atau  milik  sendiri  tanpa menyebutkan  sumber  aslinya. 
Tindakan plagiasi juga menyangkut  peng-gunaan  data  atau  ide  dari analisis  suatu  proyek  atau  tulisan  yang  belum dipublikasikan. Saat  penulis  yang bersangkutan  mempunyai  akses  seperti  sebagai konsultan,  pengulas atau mitra bestari,  editor,  dan sejenisnya tanpa menyebutkan sumber aslinya. (LIPI, 2012: 4-5).
Menurut Christofferson sebagaimana dikutip dalam Suganda, plagiarisme dalam tulisan ilmiah dapat dikenali dari beberapa ciri: adanya inkon-sistensi dalam format penulisan,  berlainannya  gaya penulisan dan cara penulisan kepustakaan  padahal  dalam satu artikel  yang sama,  terdapatnya  kepus-takaan yang isinya sudah kadaluarsa,  atau  penulis-nya mencantumkan kepustakaan yang menurut teoritis sangat sulit diperoleh (baik karena bahasa maupun keberadaannya), serta kualitas dan isi tulisan yang berubah-ubah, pada bagian tertentu kualitasnya bagus tetapi di bagian lain, jelek. Bagian yang lebih bagus  patut diduga sebagai hasil plagi-arisme (Suganda, 2006: 161).
Marshall dan Rowland sebagaimana dikutip oleh Suganda (2006: 162) menyatakan bahwa berdasar-kan niatnya, ada dua jenis plagiarisme, yaitu plagia-risme yang dilakukan  dengan sengaja (deliberate) dan plagiarisme yang  dilakukan secara tanpa di-sengaja (accidental). Deliberate plagiarism  adalah kegiatan yang sengaja dilakukan oleh seseorang untuk membajak karya ilmiah orang lain, contohnya adalah membajak isi buku orang lain, menerjemah-kan karya orang lain tanpa  meminta izin terlebih dahulu (apalagi jika mengklaimnya sebagai karyanya sendiri).
Sedangkan accidental plagiarism  terjadi lebih disebabkan karena ketidaktahuan si penulis tentang kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah dan tentang tata cara atau etika menulis artikel ilmiah atau mungkin karena si penulis artikel tidak memiliki  akses ke kepustakaan yang diperlukannya tersebut.
1.   Membuat tulisan berdasarkan ide orang lain tanpa menyertakan sumbernya, termasuk ide yang dikutip langsung;
2.   Penggunaan secara persis kata-kata orang lain tanpa menyajikannya dalam bentuk kutipan langsung dan tanpa menyebutkan sumbernya;
3.   Penyajian versi kita dari ide orang lain yang diperoleh dari suatu sumber yang kita sendiri tidak memilikinya. Artinya, berpura-pura me-miliki kepustakaan yang kita gunakan dapat juga dikategorikan sebagai plagiarisme.
4.   Penggunaan ide orang lain dalam kalimat kita dengan hanya mengubah beberapa kata dari sumber aslinya, walaupun sumbernya disebut-kan;
5.   Penggunaan salinan pekerjaan orang lain dan mengakuinya sebagai hasil pekerjaan sendiri.
C.   Teknik Menghindari Plagiasi
Berkenaan dengan praktik plagiasi ini, ter-dapat beberapa langkah yang dapat membantu penulis agar terhindar dari plagiasi. Bahkan peme-rintah ikut merespon hal ini dengan terbitnya Pera-turan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indo-nesia nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penang-gulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Dalam Permen-diknas tersebut pada Bab IV dijelaskan beberapa tindakan pencegahan plagiat yang terdapat pada pasal 6, 7, 8 dan 9. Namun pasal-pasal tersebut lebih banyak ditujukan kepada pihak perguruan tinggi dan dosen.
Jatmiko (2015) menyatakan ada beberapa hal yang dapat membantu menghindarkan penulis dari plagiasi, sebagai berikut:
1.   Banyak membaca artikel ilmiah yang sudah dipublikasi untuk melihat kesamaan artikel ilmiah (paper similarity).
2.   Berhati-hati dalam membaca artikel ilmiah milik peneliti lain.
3.   Setiap artikel ilmiah yang dibaca harus dipahami dengan benar agar mendapatkan nilai tambah pada artikel ilmiah yang akan dipublikasi.
4.   Indikasikan material yang digunakan dengan quotation marker atau identitas dan tulisan referensi lengkap.
5.   Jika ingin meneliti ulang artikel ilmiah yang belum dipublikasi, harus meminta izin tertulis dari author asli.
6.   Setiap menerima hasil laporan, harus diteliti dengan sungguh-sungguh seperti memeriksa apakah paper atau tulisan penelitian lainnya itu hasil duplikasi atau copy  paste,  mencuri hasil penelitian, atau memalsukan data-data penelitian.
7.   Menguji tulisan dengan alat atau program pengecek plagiasi. Di antara software yang banyak digunakan untuk mengecek plagiasi tulisan adalah: PlagTracker (http://www. plagtracker.com/); Viper; Plagiarism Checker (http://www.plagiarismchecker.com/); Turnitin (http://www.turnitin.com/); atau Ithenticate (http://www.ithenticate.com/).
8.   Menguasai teknik parafrase.

D.   Parafrase
Parafrase adalah proses membuat susunan kalimat menurut penulis sendiri untuk mengeks-presikan ide-ide orang lain tanpa menghilangkan gagasan utama dari sumber yang asli. Parafrase dapat juga diartikan sebagai penyajian kembali suatu paragraf atau kalimat dalam bentuk yang berbeda dan menggunakan kata-kata sendiri untuk mengeks-presikan ide-ide orang lain tetapi gagasan utama tetap dipertahankan (Jatmiko, 2015).
Teknik parafrase ini mempunyai beberapa tujuan seperti: (1) Mempertahankan pendapat kita dalam paper; (2) Mempertahankan gaya penulisan; (3) Menghindari rujukan langsung dalam jumlah berlebihan; (4) Menginterpretasikan sumber tulisan yang dirujuk. Tujuan-tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan beberapa langkah berikut:
1.   Baca berulang-ulang kalimat yang akan dikutip agar benar-benar memahami maksud dari teks tersebut.
2.   Tulis kembali suatu tulisan aslinya dengan jumlah kata yang hampir sama untuk meng-ingatkan tulisan yang digunakan sebagai bahan kutipan.
3.   Cantumkan rujukan pada teks dengan menulis nama author, tahun terbitnya atau nomor halaman.
4.   Kata-kata frase yang dipertahankan harus diberi tanda kutip (“...”).
5.   Lakukan parafrase tanpa melihat tulisan aslinya untuk menghindari kata yang sama.
6.   Mengubah kalimat yang terdiri dari dua frasa yang sama mengungkapkan perbandingan atau kontras (misalnya: kata ‘tetapi’ diubah menjadi ‘namun’, ‘di sisi lain’, ‘di pihak lain’, ‘sementara’, atau dengan mengganti kata hubung lainnya).
7.   Mengubah bentuk kalimat kerja dari kalimat aktif menjadi kalimat pasif begitu juga sebalik-nya. Serta mengubah kalimat melalui peng-gunaan sinonim atau persamaan kata.
8.   Periksa kembali susunan kalimat yang telah dibuat untuk memastikan bahwa susunan kalimat yang telah dibuat itu benar-benar baru.
(Jatmiko, 2015: 134-135).


BAB V
PENYUSUNAN TUGAS ILMIAH
A.   (Response) Paper
1.   Pengertian
Dalam response paper, penulis secara khusus menulis respon mereka atas suatu bacaan baik itu buku, artikel, laporan penelitian atau lainnya. Response paper ini dapat ditulis atas satu teks saja, atau lebih. Respon ini dilakukan untuk menggali ide dari satu teks ke dalam konteks yang lebih luas. Jika dilakukan atas beberapa teks maka penulis harus membangun koneksi antara masing-masing teks ke dalam satu ide bersama, baik sesuai dengan tema diskusi di kelas, bacaan bersama, atau lainnya tergantung kondisi yang dibangun di kelas.
Menulis response paper yang baik lebih memang tidak semudah yang tampaknya. Tidak sesederhana membaca teks, memahaminya, dan menuangkan opini penulis atas teks tersebut. Seorang penulis harus menyediakan waktu yang cukup untuk memahami dengan jelas tentang apa maksud dari setiap teks bacaan mereka dan bagaimana masing-masing teks saling terhubung. Dalam kata lain, sebuah response paper mengharuskan penulis untuk menggali dan melakukan sintesis ide-ide ke dalam satu kesimpulan ide lainnya.


2.   Struktur
Penulisan paper respon dimaksudkan berisi respon penulis atas suatu isu yang didiskusikan di kelas dengan merujuk kepada beberapa referensi. Paper ini memiliki struktur sebagai berikut:
a.    Judul, diletakkan simetris di atas.
b.    Identitas Penulis, diletakkan simetris di bawah judul diikuti identitas lainnya jika ada.
c.    Abstrak (jika dibutuhkan).
d.   Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, permasalahan, motif dan tujuan paper, semuanya ditulis ringkas dua atau tiga halaman.
e.    Pembahasan, berisi uraian dari masalah yang diangkat dengan merujuk kepada referensi tertentu. Ditulis kurang lebih empat atau enam halaman.
f.     Penutup, berisi simpulan atau inti dari isi paper. Ditulis satu halaman.
g.   Daftar pustaka, berisi daftar referensi yang dipakai dengan jumlah tertentu.
3.   Cara penyusunan
Dalam menyusun suatu response paper, penulis perlu memperhatikan bebrapa hal, atau harus men-jawab beberapa pertanyaan berikut: Problem atau isu yang ingin disampaikan dalam teks, argumen utama dari teks, asumsi dari penulisnya, alasan atau bukti yang ditunjukkan, kekuatan dan kelemahan dari teks bacaan, argumen bantahan (counter-argument) yang mungkin tepat, dan mengapa suatu isu atau argumen dalam teks bacaan tersebut menarik atau penting.
Akan tetapi dalam kasus di mana paper ditulis sebagai respon terhadap beberapa teks bacaan secara bersamaan, penulis harus mengidentifikasi bagaimana masing-masing teks punya hubungan, apakah masing-masing author-nya sepakat atau tidak, aspek yang berbeda dari suatu isu, dan bagaimana mereka merumuskan masalah dalam cara yang berbeda.
Kesalahan umum dari kebanyakan penulis adalah ia membaca terlalu lama dan tidak segera mulai menulis, padahal membaca dan memahami suatu bacaan hanya satu langkah awal menyatukan tulisan bersama. Kemudian, penulis harus paham menulis paper bukan meringkas bacaan, di mana penulis seharusnya menyampaikan reaksi atau responnya, bukan sekedar mengulang apa yang dinyatakan dalam teks. Jika tidak terdapat analisis dalam teks, maka penulis cukup merespon balik teksnya saja. Jika menemukan hal-hal yang memang sama sekali tidak bisa dimengerti, cukup menandainya dalam paper sebagai poin yang perlu didiskusikan kembali.
Selain itu penulis perlu memperhatikan apa saja informasi atau argumen dari satu teks yang mendukung atau melemahkan argumen dari teks yang lain. Serta apakah mengintegrasikan ide dari dua bacaan tersebut membantu penulis dalam memahami isu yang lebih luas (Thompson Writing Studio).
Untuk menulis response paper, penulis harus membaca teks, memahami poin pentingnya, dan menentukan responnya atas poin tersebut. Response paper bersifat lebih analitis daripada argumentatif. Respon yang ditulis harus kredibel, tidak emosional (Taylor, 11/04/2019).
a.    Memahami teks bacaan
b.    Untuk memudahkan memahami teks, penulis perlu membuat catatan. Catatan ini dibuat dengan bahasa penulis sendiri. Beri tanda pada bagian yang menarik perhatian atau penting dalam teks bacaan. Catatan parafrase dan penggalan dari kalimat yang diambil kemudian ditulis di kertas lain.
c.    Memperluas pemahaman atas bacaan dengan bertanya. Penulis bisa bertanya tentang; apa isu utama dari teks; posisi author atas isu; asumsi dibalik klaim author dan alasan atau buktinya; kelemahan dan kekuatan argumen;
d.   Membaca kembali bagian yang menarik dan dari catatan sebelumnya untuk memperjelas refleksi atas teks, lalu dikembangkan menjadi suatu pernyataan tesis penulis.
e.    Menulis sebuah outline atau kerangka tulisan lalu bangun paragraf paper yang baru.
B.   Review
1.   Pengertian
Review adalah tulisan yang berisi deskripsi analitis atas isi suatu bacaan atau teks yang ditulis oleh orang lain baik berupa suatu bab tertentu dalam buku atau buku, baik artikel ilmiah atau jurnal, atau jenis bacaan lainnya. Me-review buku pada dasarnya berarti mendeskripsikan dan menganalisis isi dari buku tersebut dengan fokus pada bagian atau poin-poin penting atau menarik bagi si penulis review (reviewer). Bagian inilah yang kemudian dianalisis lebih dalam.
Dalam menulis review, reviewer mengulas hal-hal terkait buku misalnya; kompetensi keilmuan si penulis buku; motifnya menulis buku; mengapa suatu buku layak atau tidak untuk dibaca; juga berisikan komentar mengenai kelebihan dan kekurangan buku, atau pandangan dan kritik si penulis review atas isi buku berdasarkan argumen tertentu.
Untuk itu si penulis review bisa menyandar-kan pandangannya pada teori atau konsep lain yang sudah ada. Umumnya pandangan dan kritik atas buku ditulis pada bagian akhir sebagai suatu kesimpulan setelah semua aspek yang menurut si reviewer penting, selesai dikomentari (Kriyantono, 23/02/2014).
2.   Struktur Review
Struktur dari sebuah review adalah sebagai berikut:
a.    Identitas buku, bagian ini memuat nama penulis buku, judul, edisi atau volume (jika ada), kota terbit, penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.
b.    Identitas reviewer, bagian ini cukup memuat nama si reviewer. Kecuali jika review dila-kukan sebagai tugas perkuliahan maka ditulis nama program studi, semester, institusi, mata kuliah, dan dosen pengampu.
c.    Kalimat pembuka
d.   Isi: deskripsi dan analisis
e.    Penutup, bagian terakhir ini memuat kesimpulan reviewer baik berisi kekurangan dan kelebihan juga hal-hal yang direko-mendasikan oleh reviewer bagi para pembaca.
f.     Daftar pustaka, bagian ini memuat referensi-referensi yang dipakai oleh reviewer dalam me-review suatu buku (Kriyantono, 23/02/2014).
3.   Cara membuat review
Cara membuat review pada dasarnya hampir sama dengan menulis resume. Perbedaan di antara keduanya hanya terletak pada beberapa bagian saja. Dalam menulis review, suatu teks atau bacaan tidak hanya sekedar diringkas sebagaimana halnya resume. Akan tetapi tujuan utamanya adalah mendiskusikan isi dari teks atau buku serta memberi pandangan reviewer ke dalam review sementara dalam resume dua hal ini sangat dihindari. Dalam menulis review, seorang reviewer harus memiliki kemampuan membaca akurat, analitis, dan berani mengemukakan ide-idenya. Mampu mendeskripsikan isi dan menyampaikan reaksi dan argumen dari perspektif yang unik atau berbeda (Taylor, 11/04/2019).
Berikut beberapa langkah pembuatan review buku:
a.    Penulisan review dimulai dari bagian depan (heading) sebuah buku yakni; judul, penulis, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan jumlah halaman.
b.    Menulis suatu pengenalan atau pendahuluan (introduction). Bagian ini ditulis semenarik mungkin agar pembaca tertarik membaca isinya. Bagian ini bisa memuat latar belakang si penulis, karyanya yang lebih dikenal, atau suatu tema yang akan didiskusikan. Memulai review ini boleh dengan menceritakan suatu peristiwa, anekdot, pernyataan yang unik dan berkesan, atau semacamnya dalam kalimat pendek yang masih relevan atau mengarah kepada respon kritis reviewer atas buku. Pendahuluan dapat juga ditulis belakangan, jika reviewer bingung harus membuka dengan apa. Sehingga nanti pendahuluan akan sesuai dengan isi review.
c.    Mendeskripsikan dan meringkasi isi buku. Selesai dengan pendahuluan, teruskan dengan mendeskripsikan buku dengan cara meringkas buku dengan fokus tulisan tetap pendek, tegas (to the point), dan informatif. Gunakan teknik parafrase untuk mendukung ringkasan. Setiap kutipan harus ada sitasi atau lakukan parafrase sehingga tidak ada plagiarisme. Fokus mendeskripsikan dan menganalisis bagian penting dari buku. (Silakan baca kembali prosedur meringkas dalam resume).
d.   Membaca dengan seksama, kemudian men-catat bagian-bagian yang menarik perhatian atau dirasa patut dikritisi. Catatan dapat ditulis di kertas kerja sementara, tidak perlu tersusun, karena tujuannya untuk menyimpan kesan dan merekonstruksinya nanti. Reviewer juga perlu meringkas bagian-bagian utama saja dari buku untuk memahami struktur ide dari buku.
e.    Pikirkan soal genre atau disiplin keilmuan dari buku yang direview. Dengan cara ini, reviewer menilai apakah buku tersebut dianggap pen-ting atau sesuai dengan bidang kajian ter-tentu. Jika dirasa penting, maka gunakan referensi lain yang berasal dari bidang kajian, atau memiliki isu, variabel, konteks, pendekatan yang sama untuk membantu menilai perbedaan dan seberapa penting isi buku. Misalnya; untuk me-review buku X dari genre biografi tokoh, maka dipakai buku biografi lainnya sebagai pembanding.
f.     Tentukan argumen utama dan tema dari buku. Suatu buku tentu memiliki tema bahasan yang mendasar. Menemukan tema ini akan membantu mendukung argumen mengenai mengapa buku itu dibutuhkan. Untuk itu perhatikan bagian pendahuluan, ungkapan atau referensi apapun yang disebut di bagian pendahuluan, akan mengarahkan reviewer kepada tema utama buku dan sudut pandang si penulis buku.
g.   Pikirkan apa yang unik dan berbeda dari buku. Apakah buku tersebut memberi informasi baru, apakah hal tersebut dengan mudah mempengaruhi pembacanya. Apakah tujuan dari buku mudah dimengerti, apakah buku tersebut layak direkomendasikan.
h.   Evaluasi dan kritik buku. Selesai meringkas dan mendiskusikan tema, dan bagian-bagian buku, mulailah masukkan analisis kritis reviewer. Bagian inilah yang menjadi inti dari review, tulis dengan sejelas-jelasnya.
i.     Menulis penutup review. Akhiri review dengan menulis paragraf penutup. Jika analisis kritis dibuat dengan baik dan jelas, kalimat penutup-nya akan mengalir sendiri. Pada bagian ini reviewer perlu menilai kekuatan dan kelemah-an buku. Lalu mendiskusikan alasannya, apakah layak direkomendasikan, jika perlu berikan nilai score untuk buku yang di-review.
j.     Baca kembali dan revisi. Mengecek kembali hasil review akan membuat ulasan atas buku semakin kuat dan memperbaiki bagian yang tidak tampak sebelumnya, misalnya teknik sitasi, tata letak, tata baca dan lainnya.
4.   Pengetikan
Format penulisan review pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan resume. Review ditulis di kertas HVS ukuran A4 atau A4s dengan margin normal dan spasi 1.15 dan font standar yakni Times New Roman ukuran 12 kecuali untuk judul. Judul ditulis dengan huruf kapital seluruhnya font 14 dan ditebalkan.
Sementara judul bagian sub-sub review seperti pembukaan, penutup atau daftar pustaka ditulis dalam font ukuran 12 pt dan ditebalkan. Sistematika bahasan dalam review disesuaikan dengan poin-poin yang didiskusikan oleh reviewer. Penulisan masing-masing judul ini diletakkan di sebelah kiri. Penulisan sitasi dan daftar pustaka yang berisi referensi yang dipakai dalam review ditulis dengan merujuk kepada aturan yang berlaku di institusi. Dalam hal ini yang umumnya berlaku di UINSU adalah CMS (Chicago Modern Style) atau biasa disebut Chicago (untuk format penulisan lihat kembali Bab III halaman 28).
C.   Resume
1.   Pengertian
Ringkasan atau Resume adalah tulisan singkat atas suatu teks bacaan atau laporan. Meskipun seringkali disamakan, nyatanya ringkasan atau resume ini berbeda dengan Ikhtisar (Summary). Resume dibuat dengan tujuan untuk memahami teks secara menyeluruh. Resume juga bertujuan menyaji-kan tulisan tertentu dalam versi pendek dan padat dengan mengambil bagian-bagian pokok atau intisari dari suatu teks lalu disusun kembali dalam bentuk ringkas dengan tetap mempertahankan gagasan penulisnya, sementara Ikhtisar disusun dengan tidak mempertahankan gagasan aslinya sehingga isinya lebih bebas (Keraf, 2004: 299).
2.   Struktur
Struktur resume terdiri dari:
a.    Sampul (jika dibutuhkan)
b.    Identitas buku atau referensi
Identitas buku ini meliputi: Judul buku, penulis, tebal, jumlah halaman, penerbit, tahun terbit, tempat terbit.
c.    Identitas penulis
d.   Isi resume

3.   Cara penyusunan resume
Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat resume:
a.    Baca teks asli dengan seksama atau ber-ulang-ulang. Judul dan daftar isi dapat menjadi panduan untuk menangkap kesan gagasan utama. kemudian tandai paragraf, kalimat atau kata yang menarik.
b.    Tentukan dan catat gagasan utama dari teks yang dibaca. Catat judul, isu, tema atau pokok alinea. Untuk itu perlu membaca lebih dari sekali guna menemukan di paragraf mana gagasan utama ditulis. Sebab tidak semua paragraf berisi gagasan utama, terkadang cuma kutipan atau argumen-argumen pendukung saja.
c.    Susun kembali gagasan utama yang telah dicatat ke dalam draft sementara menurut susunan teks asli. Setelah gagasan utama dicatat, gagasan-gagasan tersebut disusun kembali sesuai bahasan dengan kalimat baru. Untuk itu daftar isi dapat menjadi patokan penyusunan gagasan dalam draft.
d.   Tuangkan rangkaian gagasan utama ke dalam suatu ringkasan. Gagasan-gagasan yang sudah dikumpulkan disusun dalam paragraf demi paragraf yang padat, namun saling menyambung. Artinya, penulis boleh menggunakan kata atau kalimat baru namun tidak boleh memasukkan pendapat pribadi-nya ke dalam teks resume. Di sini setiap kalimat asli diusahakan untuk diubah lebih ringkas, kecuali jika itu penting ditampakkan. Untuk tujuan itu maka penulis di samping mendeskripsikan juga dapat menuliskan uraian tertentu dalam bentuk poin-poin.
e.    Dalam meringkas, usahakan agar; ringkas-an ditulis dengan menggunakan kalimat tunggal. Sebisa mungkin hindari kalimat majemuk agar tidak panjang. Ubah kalimat menjadi frase, frase menjadi kata. Semua keterangan tambahan atau sifat dihilangkan. Pertahan-kan sususan gagasan asli, tidak boleh ada hal baru termasuk pikiran penulis. Resume harus menggu-nakan sudut pandang orang ketiga tunggal (Keraf, 2004: 302-304).
f.     Baca kembali hasil ringkasan. Membaca ulang tulisan sangat membantu sekali karena bagian-bagian yang awalnya tampak penting bisa jadi tidak penting. Selain itu susunan dan gagasan utama dapat disusun lebih baik karena seluruh bagian sudah dapat dinilai secara utuh, berbeda dengan sebelumnya.
g.   Periksa kembali hal-hal teknis seperti; tata bahasa, tata letak, tanda baca dan lainnya.

4.   Pengetikan
Format penulisan resume adalah sebagai berikut:
Resume ditulis di kertas HVS ukuran A4 atau A4s dengan margin normal dan spasi 1.15 dan font standar yakni Times New Roman ukuran 12 kecuali untuk judul bab. Judul setiap bab ditulis dengan huruf kapital seluruhnya font 14 dan ditebalkan sesuai dalam buku yang diresume sementara judul sub-sub bab ditulis dalam font ukuran 12 pt dan ditebalkan. Sistematika bahasan dalam resume disesuaikan dengan judul dari masing-masing bab dan subbab. Penulisan masing-masing judul ini diletakkan di sebelah kiri. Sementara uraian dalam resume dibuat dengan seringkas mungkin dengan tetap memper-tahankan ide utama dan poin-poin penting dari setiap subbab.

D.   Makalah
1.      Pengertian
Makalah adalah karya  tulis  ilmiah yang mem-bahas suatu pokok persoalan, sebagai hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disam-paikan dalam suatu pertemuan ilmiah (seminar) atau yang ber-kenaan dengan tugas-tugas perkuliahan yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa. Tebalnya  minimal 8 (delapan) halaman.
2.      Struktur
Sebagai sebuah karya ilmiah, ciri-ciri makalah adalah memiliki sifat ilmiah yaitu, objektif tidak memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan kriteria tersebut, kualitas sebuah makalah dapat dilihat dari signifikansi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan, kelogisan pem-bahasan dan sistematika penulisan. Untuk makalah dalam perkuliahan, struktur isi dan sistematikanya umumnya meliputi:
a.    Sampul, pada bagian ini memuat judul, identitas penulis, mata kuliah dan dosen pengampu, logo institusi, nama institusi (program studi, fakultas dan universitas) dan tahun.
b.    Kata Pengantar, memuat ucapan terimakasih atau disclaimer (jika dibutuhkan).
c.    Daftar Isi, memuat judul bab dan subbab serta halaman letak masing-masing judul (jika makalah lebih dari 15 halaman).
d.   Pendahuluan, memuat latar belakang penulis-an makalah, rumusan masalah atau fokus bahasan, dan tujuan pembahasan.
e.    Pembahasan, memuat jawaban deskriptif atas masing-masing rumusan masalah dan diurai-kan dalam beberapa sub-sub bab, diakhiri dengan suatu analisa.
f.     Kesimpulan, bagian ini memuat rangkuman inti dari pembahasan.
g.   Daftar Pustaka, memuat daftar bacaan, atau sumber lainnya yang menjadi rujukan.



3.      Cara penyusunan
Menyusun makalah diawali dengan menentukan tema lalu menentukan judul. Selanjutnya penulis perlu membuat outline yang berisi bagian-bagian yang akan dibahas dalam makalah. penulisan dilan-jutkan pada bagian pendahuluan, memuat latar belakang penulisan makalah, rumusan masalah atau fokus bahasan, dan tujuan pembahasan.
Berdasarkan outline itu, data-data mulai dikum-pulkan dan dikategorikan. Pada bagian pembahasan, diuraikan data-data yang memuat jawaban deskriptif atas masing-masing rumusan masalah dan diuraikan dalam beberapa sub-sub bab, diakhiri dengan suatu analisa. Setelah semuanya selesai diuraikan, tulisan ini diakhiri dengan suatu kesimpulan, bagian ini memuat rangkuman inti dari pembahasan.
Selanjutnya barulah diperbaiki dan ditambahkan bagian-bagian pelengkapnya. Mulai dari sampul, pada bagian ini memuat judul, identitas penulis, mata kuliah dan dosen pengampu, logo institusi, nama institusi (program studi, fakultas dan universitas) dan tahun. Kemudian diberi Kata Pengantar yang memuat ucapan terimakasih atau disclaimer (jika dibutuh-kan). Selanjutnya dari outline tadi diubah menjadi Daftar Isi, memuat judul bab dan subbab serta halaman letak masing-masing judul. Daftar Pustaka, memuat daftar bacaan, atau sumber lainnya yang menjadi rujukan.
4.      Pengetikan
Pengetikan makalah secara umum dapa merujuk kepada aturan-aturan yang sudah dibahas dalam bab III halaman 22 dalam buku ini.
E.   Artikel Ilmiah
1.      Pengertian
Sebelumnya telah disebutkan bahwa artikel memiliki beberapa jenis di mana salah satunya adalah artikel ilmiah hasil penelitian. Struktur dan penulisan artikel ilmiah dalam bagian ini secara khusus hanya membicarakan terkait jenis artikel ilmiah hasil penelitian saja mengingat salah satu kewajiban mahasiswa di perkuliahan adalah meng-ubah dan menyusun artikel ilmiah berdasarkan hasil penelitian dalam skripsi mereka untuk dipublikasi dalam repository atau Opened-Acces Journal System (OJS) milik fakultas.
Artikel hasil penelitian adalah hasil-hasil peneliti-an yang ditulis dalam bentuk artikel ringkas untuk kemudian dipublikasikan dalam jurnal-jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel dituntut untuk mengungkapkan hal-hal yang penting dan pokok dari sebuah penelitian. Tetapi tetap muatannya tidak lepas dari sistematika penyajian sebuah penelitian yang meliputi; latar belakang masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, metode yang digunakan, penyajian data hasil penelitian, anaisa data atau pembahasan dan kesimpulan.

2.      Struktur dan Sistematika Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah ini memiliki beberapa struktur dan sistematika sebagai berikut:
a.    Judul, judul untuk artikel hendaknya infor-matif, lengkap dan tidak terlalu panjang atau terlalu pendek, yaitu antara 5-14 kata. Judul harus memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci dari masalah yang diteliti.
a.    Identitas Penulis, meliputi nama, alamat email, nama dan alamat institusi afiliasi.
b.    Asbtrak, ditulis satu paragraf ringkas berisi fokus riset, metode dan poin penting hasil riset. Abstrak dan Kata Kunci ditulis dalam dua bahasa; Indonesia dan Inggris (jika dibutuhkan).
c.    Kata Kunci, terdiri dari 3-5 kata utama yang penting dalam pembahasan artikel.
d.   Pendahuluan, memuat konteks penelitian, rumusan masalah, dan tujuan riset.
e.    Metode penelitian, memuat jenis, pendekat-an, prosedur pengumpulan data, teori dan teknik analisis.
f.     Hasil atau pembahasan, memuat uraian yang bersifat deskriptif-analitis dari peneliti yang disusun menurut judul sub-babnya.
g.   Kesimpulan dan Saran, memuat rangkuman inti dari bahasan dan usulan peneliti.
h.   Referensi, memuat daftar sumber rujukan (Roibin, 2015: 6-7).


3.      Cara penyusunan artikel ilmiah
Langkah awal dalam penyusunan artikel ilmiah adalah menentukan tema, menentukan judul dan fokus masalahnya. Kemudian menentukan metode pengumpulan data, teori yang dipakai, teknik analisis dan memahami aturan penulisan. Sebenarnya proses penulisan artikel ilmiah itu sendiri dan proses pene-litian merupakan satu hal yang sejalan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk itu Jatmiko (2015: 23-27) merumuskan beberapa aturan umum dalam menulis artikel ilmiah sebagai berikut:
a.    Perlunya membuat outline
Adanya outline atau desain penelitian dimaksud-kan untuk membantu dalam proses penentuan tujuan penelitian, fokus dan susunan masalah yang akan dibahas dalam penelitian, serta mengorganisir materi dan data yang akan digunakan. Dengan cara seperti ini maka proses penelitian dapat berjalan secara efektif dan efisien. Selanjutnya, proses menulis artikel ilmiah dapat digunakan untuk menilai kembali penelitian  secara keseluruhan, mengevaluasi alur percobaan, dan memeriksa validitas hasil penelitian.
b.    Lebih sedikit dan fokus
Penulis harus memiliki sikap less is more  yang artinya lebih sedikit adalah lebih baik. Maksudnya adalah lebih sedikit artikel ilmiah yang dihasilkan dalam satu penelitian dan memiliki nilai yang lebih signifikan pada satu bidang keilmuan adalah  lebih baik  daripada banyak artikel ilmiah yang dihasilkan dari satu riset tapi tidak memiliki signifikansi.
c.    Menentukan pembaca artikel
Menentukan informasi yang akan disampaikan dari berbagai sudut pandang merupakan suatu hal yang penting. Permasalahan ini dapat diuraikan dengan memilih target pembaca dan jurnal yang sesuai. Hal ini penting dalam menentukan susunan artikel dan seberapa detail informasi yang akan ditulis, sehingga dapat lebih fokus pada saat proses penulisan.
d.   Membuat alur narasi yang logis
Hasil penelitian harus ditulis dalam urutan yang logis. Untuk membuat tulisan yang mudah diikuti alurnya (flow), maka perlu untuk menentukan alur logika (logic flow) terlebih dahulu sebelum mulai menulis. Urutan yang logis juga bermanfaat untuk menghindari bahasan masalah dan kutipan pen-dapat yang sama pada beberapa bab, sehingga menyebabkan pembaca merasa tidak nyaman.
e.    Sistematis dan informatif
Artikel ilmiah yang baik harus bersifat sistematis dan informatif agar mudah dipahami oleh pembaca.
f.     Ringkas dan mudah dipahami
Dalam menulis artikel ilmiah, ketepatan peng-gunaan kata dan keringkasan isi merupakan hal yang harus diperhatikan. Penulisan artikel ilmiah dengan kalimat rumit dan pemilihan kata-kata yang kurang tepat akan menganggu, membosankan, dan men-jenuhkan pada pembaca. Sehingga, pembaca akan merasa sulit untuk memahami artikel ilmiah yang dibacanya.
g.   Menjadi reviewer atas artikel sendiri
Memiliki sikap yang objektif atau fair selama revisi sangat penting untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi ketika menulis. Objektivitas dengan peker-jaan yang kita lakukan dengan  tidak melebih-lebih-kan atau meremehkan pentingnya hasil dan metode yang dikembangkan. Untuk itu penulis perlu mem-posisikan diri sebagai reviewer dengan melihat dengan detail penelitian yang sudah dilakukan, logika penulisan, kebenaran dan kevalidan dari hasil penelitian, kesimpulan yang diambil dari hasil analisa, organisasi artikel ilmiah yang dibuat, dan penyajian data yang digunakan dalam penelitian.
h.   Meminta kritikan dari orang lain
Sebelum melakukan pengajuan artikel ilmiah (submission),  sangat penting  untuk mengantisipasi kemungkinan pertanyaan dan kritikan yang mungkin muncul dari reviewer. Sehingga, peneliti dapat memperbaiki artikel ilmiah yang sudah dibuat menjadi lebih mudah dipahami orang lain. Untuk melakukannya dapat meminta pendapat atau pembahasan dari rekan kerja.


1.      Pengetikan
Artikel ilmiah memiliki beberapa aturan pengetik-an umum sebagaimana telah dijelaskan sebelum-nya pada bab III dalam buku ini. Namun tentu saja setiap artikel ilmiah yang akan dipublikasi dalam suatu jurnal publikasi, utamanya Open Acces Journal System (OJS) harus menyesuaikan kembali dengan gaya selingkung (template) jurnal tersebut yang memang disediakan. Sebagai contoh, Jurnal Miqot UINSU memiliki template aturan gaya selingkung sendiri yang berbeda dengan jurnal di tempat lain (lihat lampiran).



 BAB VI
TEKNIK PRESENTASI
A.   Menentukan Poin Penting dalam Presentasi
Dalam presentasi terutama dalam presentasi power point sering sekali pemateri salah dalam menerapkan penyampaian slide kepada audiens, yang menimbulkan  adanya mis komunikasi antara pemateri dengan para audiens sehingga apa yang ingin disampaikan pemeteri sama sekali tidak ditangkap dengan baik, seringnya kesalahan dalam penyemapaian ini terkadang diakibatkana oleh beberapa hal yaitu:
1.   Tidak cakapnya pemateri dalam menyampai-kan informasi dalam presentasi
2.   Informasi dalam presentasi memang kurang sehingga sulit difahami
3.   Pemateri salah dalam menentukan poin penting dalam presentasi.

Dari beberapa kendala di atas maka yang paling sering terjadi saat presentasi adalah pada kendala terakhir. Di mana pemateri salah dalam menentukan poin penting dalam presentasi. Hal ini biasa terjadi dikarenakan ada banyak sekali materi yang ingin disampaikan namun hal tersebut tidak mampu ditampilkan secara baik serta efisien di dalam sebuah presentasi ataupun yang tertuang di dalam slide.
Maka dari itu ada beberapa hal yang menjadi landasan dalam menentukan poin penting apa saja yang harus tertuang dalam presentasi tersebut.

1.      Menggunakan bahasa yang singkat, padat, jelas dan mudah dimengerti
Dalam membuat presentasi terutama dalam penggunaan power point maka sebaiknya meng-gunakan bahasa yang singkat, padat, jelas dan mudah di mengerti bagi audiens. Di dalam slide yang ukurannya terbatas maka penggunaan kata yang tidak penting hendaknya dibatasi. Artinya, satu slide yang ditampilkan hendaknya menampilkan informasi yang padat, dan mudah dipahami oleh audiens.
Membuat satu slide tidak sama dengan membuat satu halaman dalam makalah ataupun tulisan tertentu. Dari itu bahasa yang digunakan haruslah efisien dan tidak perlu banyak menggunakan bahasa pembuka ataupun kata-kata pengantar yang mem-perumit isi slide. Isi slide langsung saja memuat rangkuman yang diperlukan yang ingin disampaikan pada audiens. Di sini perlu dihindari pula penggunaan singkatan-singkatan yang membingungkan audiens sehingga tidak mengurangi makna dari isi materi itu sendiri.

2.      Hanya menampilkan poin penting dari materi pokok
Dalam satu slide seperti yang telah dijelaskan di atas, isinya sangat dibatasi sekali. Oleh karena itu informasi yang harus dimuat juga harus dipilah untuk ditampilkan dalam slide tersebut. Sebuah slide maksimal memuat paling banyak sepuluh item poin penting untuk ditampilkan. Maka dari itu pemilihan materi mana yang ingin dimuat dalam slide harus tepat. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah:
a.    Tampilkan isu utama dalam poin-poin materi.
b.    Jelaskan masalah utama dengan bahasa yang mudah dimengerti.
c.    Hindari pengunaan bahasa yang rumit.
d.   Setiap poin diambil dengan memperhitungkan manfaat dan efisiensi pada audiens
e.    Penulisan poin-poin dalam slide bisa diambil dari materi makalah yang telah dipersiapkan sebelumnya.
f.     Poin penting yang ditampilkan merupakan ringkasan dari pokok pembahasan.
Selain itu ada beberapa cara teknis atau tips  yang perlu diperhatikan dalam pembuatan slide yaitu:
Langkah
Tujuan
Meminimalkan jumlah slide.
Untuk mempertahankan pesan yang jelas dan agar audiens perhatian dan tertarik, atur jumlah slide tetap minimal.
Pilih gaya font yang terbaca dari jarak jauh.
Gaya font yang tepat (Calibri atau Arial), akan memperjelas materi. Hindari font sempit, seperti (Agency fB), dan font yang menyertakan tepi indah, seperti Old English Text Mt
Pilih ukuran font yang terbaca dari jarak jauh.
Memilih ukuran font yang tepat akan menentukan efektifitas slide.
Catatan:
Untuk mengetahui ketepatan ukuran font, dapat diukur dengan mengaktifkan mode layar penuh, pada tab tampilan presentasi, klik Peragaan Slide. Maka akan tampil:
Huruf satu inci dibaca dari 10 kaki.
Huruf dua inci dibaca dari 20 kaki.
Huruf tiga inci dibaca dari 30 kaki.
Pertahankan teks sederhana menggunakan poin Bullet atau kalimat pendek.
Gunakan poin atau kalimat sing-kat, dan ubah tiap kalimat menjadi satu baris; tanpa Pembungkusan teks. Agar audiens mendengarkan pesan informasi bukan membaca layar.
Beberapa proyektor memotong slide di tepi. Penyaji bisa meng-hapus tanda baca "" untuk mengu-rangi hitungan kata di garis.
Gunakan chart untuk agar slide menarik
Gunakan grafik untuk membantu menceritakan materi tapi jangan terlalu banyak
Memberi label untuk skema dan grafik.
Cukup gunakan teks pendek saja untuk membuat label dari skema dan grafik.
Pakai latar belakang slide yang konsisten
Pilih template slide yang menarik, konsisten lalu sesuaikan dengan efektivitas tampilan yang di ingin-kan.
Gunakan kontras yang tinggi antara teks dan warna latar belakang.
Jika latar belakang yang dipilih berwarna cerah, maka teks diwarnai gelap, juga sebaliknya agar terbaca dengan jelas.
Gunakan Backsound yang sesuai
Instrumen atau musik latar lainnya memang mampu menghidupkan presentasi selama sesuai dengan situasi.
Pakai tapi minimalkan durasi dan animasi
Agar slide menarik untuk dilihat, tambahkan sedikit animasi dalam transisi antar slide, tapi tetap jaga durasi slide presentasi.
Memeriksa ejaan dan tata bahasa.
Untuk mempertahankan perhatian audiens, selalu periksa ejaan dan tata bahasa dalam slide.
B.   Mengoperasikan Ms. Powerpoint 2013
1.      Operasi dasar Ms. Powerpoint 2013
Microsoft Power Point 2013 adalah sebuah pro-gram software untuk mengolah dan menayangkan presentasi, karena itu sangat penting memahami pengoperasikannya untuk mendukung kemampuan presentasi di kelas. Berikut langkah-langkahnya:
a.    Membuka  Power Point
·         Klik start
·         Pilih all program
·         Pilih Microsoft Office
·         Pilih Microsoft Office Power Point
b.    Membuat presentasi baru
Langkah-langkah untuk membuat presentase baru sebagai berikut :
·         Klik menu [file]>[new] atau ctrl+n
·         Akan keluar New presentasion di sebelah kanan.
·         Klik [blank presentation pada bagian taskpane, maka akan ditampilkan taskpane-slide layout
·         Pilih layout slide yang diinginkan
·         Area kerja power point sudah ditampilkan.
c.    Membuat presentasi baru dengan fasilitas dari template.
Langkah-langkah membuat presentasi dengan fasilitas template sebagai berikut:
·         Klik menu file
·         Klik new atau tekan ctrl+n
·         Klik design template yang ada pada bagian takspane, maka akan ditampilkan slide design
·         Pilih design yang diinginkan pada kotak daftar pilihan apply a design template.
d.   Menyimpan presentase baru
·         Klik menu file
·         Klik save atau tekan ctrl+s
·         Akan keluar kotak dialog save
·         Pada file nama ketikkan nama file, contoh: project 1.

e.    Membuka presentasi
·         Klik menu file
·         Klik open atau tekan ctrl+o
·         Akan muncul kotak dialog open, pilih folder/ direktori tempat menyimpan file presentasi pada kotak daftar lok in
·         Pilih nama file presentasi yang akan dibuka pada kotak daftar file name
·         Klik tombol open
f.     Menyimpan presentasi yang pernah dibuat dengan nama lain
·         Klik menu file
·         Klik save as
·         Akan muncul kotak dialog save as
·         Pada file name, ketikkan nama file baru yang diinginkan.
g.   Menutup presentasi
·         Klik menu file
·         Klik close
h.   Keluar dari microsoft power point
·         Klik menu file
·         Klik exit atau tekan alt+f4
·         Atau klik tombol close dipojok kanan atas.

2.      Menyunting Presentasi
a.      Memasukan teks kedalam slide
·         Klik pada kotak klik to add title
·         Ketikan teks yang dikehendaki
·         lakukan hal yang sama pada kotak klik to add subtitle, dan ketikkan teks yang anda kehen-daki didalamnya
·         Cara lain untuk memasukan teks kedalam slide adalah melalui area out line.
b.      Menambah slide baru
Setelah mengisi teks pada slide pertama yang berisi judul dan sub judul, tentunya perlu menambah slide baru dengan cara:
·         Klik icon menu slide yang terdapat pada toolbar formatting, atau klik menu insert > new slide atau anda dapat menekan ctrl+m
·         Memilih slide layout Setelah menambah slide yang baru, langkah selanjutnya adalah memilih layout yang diperlukan. Pastikan jendela takspane berisi tampilan slide layout . pilih layout slide berikutnya sesuai dengan keinginan anda. Jika jendela takspane belum berisi tampilan slide layout, klik lah menu format > slide layout.
c.       Memilih slide design
Jika sebelumnya presentasi dibuat dengan memilih blank presentation, slide presentasi anda belum memiliki desain. anda dapat menambahkan desain dengan cara:
·         Klik icon slide desigen pada toolbar formatting Atau klik menu format > slide design
·         Pililah desain yang dikehendaki pada jendela taks pane
·         Jika masih merasa kurang puas dengan koleksi desain yang ditampilkan, dapat mencari desain yang lain dengan mengklik icon browse pada bagian bawah jendela takspane
·         Selanjutnya, pilih desain pada folder 1033 atau folder presentation design.
·         Jika masih kurang puas juga, anda dapat mencari desain template di microsoft office online pada jendela task pane , tentu saja anda harus akses internet terlebih dahulu.
d.      Berpindah ke slide yang ingin disunting
Setelah membuat beberapa slide, ada kalanya anda ingin kembali menyunting slide sebelumnya atau berikutnya, caranya sbb:
·         Klik slide yang berada pada area slides
·         Atau geser-geser scroll bar fertikal sampai pada posisi slides yang anda inginkan.
·         Atau dengan mengklik icon next slide/ previous slides.
e.       Mengubah tampilah view.
Untuk menghapus sebuah slide dengan mudah dan agar dapat memindahkan urutan slide, sebelum-nya anda harus mengetahui view terlebih dahulu, yaitu mode-mode untuk menampilkan slide. Dalam Microsoft power point terdapat tiga buah mode view sbb:
·         Normal view
·         Slide sorter view
·         Slide show
·         Mengubah normal view ke slide sorter view.
·         Klik menu view >slide sorter .
f.       Mengubah normal view ke slide show
·         Klik menu view >slide show Atau anda dapat menekan f5 untuk mengubah ketampilan slide show, dan tekan esc untuk kembali ketampilan normal view
·         Cara lain untuk memilih jenis view, anda dapat menggunkan icon-icon view yang terletak di sebelah kiri bawah jendela Microsoft power point
g.       Memindahkan urutan slide
Untuk memindahkan urutan slide, terlebih dahulu anda membuka tampilan presentssi dengan meng-gunakan view slide sirter.
·         Klik slide yang akan dipindahkan, kemudian drak ketempat yang diinginkan,misalnya slide I tarik keslide III.
·         Atau klik slide yang akan dipindahkan, kemudian tekan ctrl+x
·         Atau klik icon cut pada toolbar formatting atau klik menu edit > cut
·         Kemudian letakkan insert tion point ketempat yang diinginkan
·         Tekan ctrl+v atau klik icon paste pada toolbr formatting atau klik menu edit > paste
h.      Meng-copy slide
·         Buka tampilan presentasi dengan mengguna-kan view slide sorter.
·         Klik slide yang akan dipindahkan, tekan ctrl+drak ketempat yang diinginkan
·         Atau klik slide yang akan dicopy , tekan ctrl +c atau klik icon copy pada toolbar formatting atau klik menu edit > copy
·         Kemudian letakkan insert tion point ketempat yang diinginkan, tekan ctrl+v  atau klik icon paste pada toolbar formatting atau klik menu edit> paste
i.        Menghapus sebuah slide
·         Buka tampilan presentasi dengan mengguna-kan view slide sorter.
·         Atau buka tampilan presentasi menggunakan view normal,pilih area slides.
·         Klik slide yang akan dihapus
·         Tekan tombol delete pada keyboard
j.        Menyisipkan slide
·         Buka tampilan presentation dengan  meng-gunakan view slide sorter
·         Letakkan insertion point diantara slide yang ingin disisipkan, misalkan diantara slide 2 dan slide 3.
·         Klin icon new slide pada toolbar formatting
·         Atau klik menu insert > new slide
·         Atau tekan ctrl +m
k.      Memasukan gambar ke dalam slide
Terdapat dua cara dalam memasukan gambar kedalam slide.
Cara pertama
·         Pilih layout slide yang content layoutnya mengandung media clipart
·         Klik icon star pada clipart
·         Pilih gambar yang diinginkan
 Cara kedua:
·         Letakkan penunjuk mouse pada area slide
·         Klik menu insert
·         Sorot picture
·         Klik clipart/wordart/from file/autoshape/-organization chart
·         Pilih gambar atau objek yang diinginkan klik ok
·         Aturkan posisi dan ukurannya (caranya sama seperti mengatur gambar pada Microsoft word)
l.        Memasukan background ke dalam slide
·         Pilih slide yang akan diberi layar belakang.
·         Klik menu format>background.
·         Akan muncul kotak dialog bacgroun.
·         Klik kotak yang dibawahnya untuk memilih jenis-jenis background
·         Pilih fill effect.
·         Pililah salah satu  kategori background.
·         Klik tab gradientuntuk memilih background berupa gradient
·         Klik tab texture untuk memilih background berupa tekstur.
·         Klik tab pattern untuk memilih background berupa pattern.
·         Klik tab picture untuk memilih background berupa gambar
·         Klik ok
·         Klik apply atau apply to all
Cara lain untuk memasukan background kedalam slide sbb:
·         Pilih slide yang akan diberi background
·         Klik icon slide design pada toolbar formatting atau klik menu format > slide design
·         Pada task pane – slide desing, pilih coror schemes
·         Pilih schemes yang anda inginkan pada kotak daftar apply  a color schemes
·         Klik bagian kiri salah satu schemes yang telah anda pilih untuk menentukan apply to selected slides/ apply to all slides.
Jika anda merasa kurang puas dan ingin merancang sendiri tanpilan color schemes, anda dapat meng-klik edit color schemes… yang terdapat pada bagian bawah kiri jendela task pane. Akan muncul kotak dialog edit color schemes. Klik tab custom , kemudian aturlah komponen color schemes sesuai keinginan anda.
·         Memasukan tanggal, number, dan footer kedalam slide
·         Klik menu insert > date end time atau menu insert > slide number atau melalui menu view > header and footer
·         Akan muncul kotak dialog header and footer
·         Klik tab slide
·         Klik option date end time
·         Option update automatically, untuk menampilkan tanggal sesuai tanggal pada system computer
·         Option vixed , untuk menampilkan tanggal sesuai keingin anda
·         Klik option slide number, untuk memasukan nomor pada slide
·         Klik option footer , untuk memasukan teks diarea footer pada slide
m.    Memasukan table ke dalam slide
Cara pertama:
·         Pilih layout slide yang content layoutnya mengandung media table.
·         Klik icon insert table
·         Akan muncul kotak dialog insert table, tentukan jumlah kolom dan jumlah baris yang akan anda buat.
Cara kedua:
·         Pilih layout slide yang akan diberi table
·         Klik menu insert > table
·         Akan muncul kotak dialog insert table, tentu-kan jumlah kolom dan jumlah baaris yang akan anda buat
n.      Memasukan grafik kedalam slide.
Terdapat dua cara untuk memasukan garafi kedalam slide.
Cara pertama :
·         Pilih layout slide yang content layoutnya mengandung media grafik
·         Klik pada icon insert chart
·         Akan muncul lembar kerja (data sheet), untuk memasukan data anda.
·         Perhatikan pada toolbar standar akan muncul tambahan beberapa icon yang menyangkut grafik dan pada baris menu terdapat penambahan, seperti menu data, chart, dan menu format terdapat item format selected data table.
·         Jika sudah selesai, klik diluar area grafik
Cara kedua:
·         Piliih slide yang ingin diberi grafik
·         Klik menu insert > chart
·         Langkah selanjutnya sama seperti pada cara pertama
o.      Mengubah tampilah grafik
·         Double klik pada area grafik , sehingga data sheet  dan menu chart akan muncul kembali
·         Pilih menu chart > chart type
·         Akan muncul kotak dialog chart type
·         Pilih type grafik yang anda inginkan pada tab standar types atau custom types
p.      Menambah judul grafik
anda dapat memberikan judul pada grafik, judul pada sumbu x , judul pada sumbu y, dan judul dari nilai acuan, dengan cara sbb:
·         Klik menu chart > chart option
·         Pada kotak dialog chart option , klik tab titles
·         Berikan judul sesuai dengan grafik yang anda buat
·         Selain itu pada chart option, anda juga dapat mengattur  :
·         Gridlines, untuk memberikan gari pembantu pada sumbu x dan sumbu y
·         Legend, untuk memberikan keterangan data series
·         Data label, untuk memberikan label pada data sheries.
·         Data table , untuk menampilkan table data sheet pada grafik.
q.      Mem-format tampilan data sheries
Data sheries merupakan bagan yang menunjukan representasi dari tinggi dan rendahnnya nilain yang diperlihatka pada grafik. Langkah-langkah dalam mem-format data series sbb:
·         Double klik pada salah satu data series pada tampilan grafik.
·         Klik menu format > slected data series Atau klik kanan pada data series yang akan diformat
·         Akan muncul kotak dialaog format data series
·         Sebagai contoh, anda dapat mengubah warna dari data series pada tab pattern.
anda dapat juga mengatur format sbb:
·         Shapes , digunakan untuk mengubah bentuk (shapes) dari data series.
·         Data label , digunakan untuk memberikan label pada data series
·         Option, digunakan untuk memberikan jarak antar data series
3.      Memasukkan animasi dalam slide
Dalam power point, animasi adalah membuat teks yang dapat dicetak satu persatu kedalam layar, perbagian kata, atau sekaligus diiringi dengan sound (nada). Selain itu, dapat juga mengattur arah teks yang ditampilkan dalam gambar yang dibuat berjalan
a.       Memberikan animasi pada teks
·         Pilih slide yang teks yang akan diberikan animasi
·         Klik menu slide show > animation schemes
·         Pilih apply to selected slides pada jendela task pane-slide design –animation schemes
·         Pilih efek animasi pada teks yang anda ingin-kan
·         Pilih no animation, jika anda tidak meng-inginkan efek animasi pada teks
·         Klik tombol play pada bagian bawah jendela task pane untuk mencoba animasi Atau klik tombol slide show pada bagian bawah jendela task pane untuk menjalankan animasi pada mode slide show. Atau anda juga dapat menekan f5 untuk berpindah keslide show dan esc untuk kembali kemode normal view
b.      Memberikan animasi pada objek
·         Pilih slide yang gambar atau objeknya akan diberi animasi
·         Klik menu slide show > custom animation
·         Akan muncul jendela task pane custom animation
·         Pillih objek yang ingin anda beri efek animasi
·         Klik tombol add effect pada jendela task pane
·         Akan muncul daptar efek yang dapat anda  pilih. anda dapat memilih lebih dari satu efek untuk setiap objek atau gambar yang akan diberi animasi
·         Jika telah selesai member efek animasi, anda dapat mengatur modifikasi star, direction, dan speed-nya. Masing-masing efek animasi memiliki pilihan yang berbeda dalam memodifikasinya . disini, kreatifitas anda akan diuji , anda bebas mencoba-coba efek dan modifikasi yang anda inginkan.
·         Efek animasi yang telah anda buat juga dapat diubah urutan tampilannya, yaitu dengan mengklik tombol re-order yang terdapat pada bagian bawah jendela task pane
·         Klik tombol play pada bagian bawah jendela task pane untuk mencoba animasi  Atau klik tombol slide show pada bagian bawah jendela task pane untuk menjalankan animasi pada mode slide show atau tekan f5 untuk berpin-dah kemode slide show dan tombol esc digunakan untuk kembali kemode normal view
c.       Menambahkan efek sound pada animasi
·         Klik daftar pertama di sebelah kiri salah satu efek animasi yang telah anda terapkan  pada jendela task pane.
·         Pilih effectoptions
·         Akan muncul kotak dialog yang berhubungan dengan efek animasi yang bersangkutan.
·         Klik daftar disebelah kirikotak daftar sound.
·         Akan muncul drop down menu ,pilih salah satu efek sound yang ingin disertakan pada animasi anda
·         Klik ok jika telah selesai
d.      Memasukan action button pada slide
Action button digunakan untuk memudahkan navigasi mengontrol slide pada saat presentasi dijalankan. Langkah-langkah memasukan action button pada slide.
·         Pilih slide yang akan diberi action button.
·         Klik menu slide show > action button, atau melalui toolbar autoshapes pada toolbar drawing
·         Pilih tombol aksi yang anda inginkan
·         Letakkan pada slide dengan cara klik posisi awaal mouse dan drag sampai terbentuk tombol aksi yang ukurannya sesuai keinginan anda
·         Akan muncul kotak dialog action setting , anda bebas menentukan efek apa saja yang akan dijalankan pada saat tombol aksi ditekan
·         Klik ok jika telah selesai
e.       Mengatur transisi slide
·         Klik menu slide show > slide transition
·         Akan muncul jendela task pane –slide transition
·         Pada kotak daftar apply to selected slide, pilih salah satu efek yang anda inginkan saat transisi slide dijalankan.
·         Pada kotak daftar modify transition , anda dapat mengatur speed dan sound saat transisi slide dijalankan
·         Pada kottak daftar  adfance slide, anda dapat menentukan apakah transisi slide dijalankan setiap kali anda menekan tombol mouse atau dijalankan secara otomatis. Jika transisi slide akan dijalankan secara otomatis , hilangkan tanda √ pada on mouse klik  kemudian berilah tanda √ pada automatically after . anda juga dapat menentukan timing dari transisi slide yang dijalankan.
·         Klik apply to all slides
·         Klik tombol bagian bawah jendela task pane untuk mencoba animasi
·         Atau klik tombol bagian bawah jendela task pane untuk menjalankan animasi pada mode slide. Atau tekan f5 untuk berpindah kemode slide show dan esc untuk kembali kemode normal view.
4.      Melakukan Presentasi
a.       Menjalankan presentasi
·         Klik menu slide show atau tekan f5
·         Tekan space bar untuk menjalankan slide berikutnya
·         Atau tekan pgup untuk menjalankan slide sebelumnya dan tekan pgdown untuk menjalankan slide berikutnya
·         Atau klik kiri mouse untuk menjalankan slide berikutnya
b.      Menjalankan presentssi oleh narrator
·         Klik menu slide show > setup show
·         Akan muncul kotak dialog setup show
·         Klik option manually
·         Pada kotak daftar show slide tentukan banyaknya slide yang akan dijalankan, anda dapat memilih option all atau option from to
·         Klik ok
c.       Membuat presentasi yang dijalankan otomatis
·         Klik menu slide show > setup show
·         Akan muncul kotak dialog setup show
·         Beri tanda √ pada pilihan loop continuosly until ‘esc’
·         Klik ok
d.      Menyimpan presentase
·         Menyimpan presentasi sebagai file power point show (pps)
·         Agar presentasi dapat langsung dijalankan dikomputer tanpa melalui program Microsoft power point, anda dapat menyimpan file presentasi sebagai file power point show sbb:
·         Klik menu file tanda save as
·         Akan muncul kotak dialog save as
·         Pada kotak daftap file name tentukan nama file yang ingin anda buat
·         Pada kotak daftar save as type, pilih power point show
·         Tekan tombol save. Jika sudah selesai
·         Cobalah power point show anda , dengan mengklik langsung dari jendela windows xp dan lihatlah hasilnya
·         Menyimpan presentasi ke cd
·         Agar presentasi dapat langsung dikemas dan dijalankan dari cd tanpa melalui program Microsoft power point, anda dapat menggunakan fasilitas pac kage for cd sbb :
·         Klik menu file anda pack age for cd
·         Akan muncul kotak dialog pack age for cd
·         Tentukan nama cd pada kotak name the cd
·         Apabila anda menyertakan file presentasi yang lain selain file yang telah ada , anda dapat memilih add files dan tentukan file-file apa saja yang ingin anda sertakan pada cd
·         Klik copy to cd jika anda ingin langsung menyimpan presentasi ke cd. Namun, anda juga dapat memilih copy to folder jika hanya menitipkan sementara presentasi anda dikomputer.
e.       Mencetak slide presentasi
Slide presentasi anda dapat dicetak ke printer dengan berbagai macam tujuan, misalnya saja untuk dijadikan makalah, proposal, dan laporan. Langkah-langkah untuk mencetak slide presentasi sbb:
·         Klik menu file > print atau tekan ctrl+p
·         Akan muncul kotak dialog print
·         Tentukan nama printer pada kotak daftar name
·         Tentukan print range, terdapat beberapa pilihan, yaitu :
·         All = digunakan untuk mencetak seluruh slide presentasi
·         Current slide = digunakan untuk mencetak slide presentasi yang sedang aktif
·         Selection = digunakan untuk mencetak slide presentasi yang disorot
·         Slides = digunakan untuk mencetak slide presentasi berdasarkan nomor slides dan rangenya.
·         Tentukan print what, terdapat beberapa pilihan, yaitu slide, handouts , notes pages dan out line view
·         Tentukan color atau grais cale, terdapat beberapa pilihan yaitu color, grais cale, puru black and white .
·         Beri tanda ceklist pada :
·         Scale to fit paper, jika hasil pencetakan ingin disesuaikan dengan ukuran kertas secara otomatis
·         Frame slide , jika hasil pencetakan ingin diberi bingkai
·         Tentukan number of copies, jika hasil cetakan ingin dicetak lebih dari satu kali
·         Klik ok

C.   Teknik Presentasi yang Baik dan Menarik
Sebuah presentasi yang baik sangat ditentu-kan oleh kemampuan si presenter untuk menyampaikan-nya kepada para audiens. Tentu saja, setiap presen-ter memiliki gayanya masing-masing, yang bisa mempengaruhi caranya menyampaikan presen-tasi. Selain itu, tema presentasi juga bisa menjadi hal yang harus diperhatikan. Cara penyampaian presen-tasi yang tidak sesuai dengan tema presentasi bisa mempengaruhi efektif atau tidaknya presentasi tersebut.
Berikut ini ada cara menyampaikan presentasi, agar presentasi menjadi efektif. Kesepuluh cara ini tidak memandang bagaimana cara berbicara anda di depan umum atau tema apa yang dibawakan. Lakukan cara-cara ini, maka presentasi anda akan menjadi lebih efektif:

1. Tunjukkan passion kepada audiens
Saat menyampaikan presentasi tunjukkan passion anda kepada para audiens. Tunjukkan bahwa anda bersemangat dan antusias membawakan materi presentasi yang ingin anda sampaikan. Memang, anda harus membuat materi presentasi yang menarik. Tapi, jika anda ragu-ragu ketika menyam-paikannya, maka itu bisa membuat anda kelihatan tidak kompeten. Jika anda terlihat ogah-ogahan saat menyampaikannya. Maka audiens juga akan menjadi ogah-ogahan untuk mendengarkan anda.
Passion bisa ditunjukkan dengan rasa percaya diri. Saat anda merasa percaya diri menyampaikan presentasi, maka hal itu akan sangat berpengaruh kepada audiens. Rasa percaya diri akan membuat anda lebih bersemangat. Audiens juga akan berse-mangat mendengarkan anda.

2. Tunjukkan kesan pertama yang memukau
Kesan pertama akan sangat menentukan. Itulah yang selama ini sering kita dengar. Saat presentasi, kesan pertama itu akan ditunjukkan ketika anda membuka presentasi tersebut. Dua sampai tiga menit pertama presentasi akan sangat menentukan, apa-kah audiens akan antusias mendengarkannya sampai selesai atau tidak. Kalau audiens mau mendengarkan dengan semangat, ditambah melakukan tindakan yang diharapkan, berarti presentasi tersebut efektif. Banyak presentasi yang gagal karena presenter tidak bisa membuka presentasi dengan menarik.
Oleh karena itu maka diperlukan suatu atraksi yang besar diawal presentasi. Dengan memberikan semacam shock terapi di awal presentasi maka akan menjadi pemancing minat para audience untuk mendengarkan dan mencari tau lebih lanjut menge-nai presentasi tersebut.

3. Sampaikan dengan Singkat dan Lugas
Audiens akan malas jika harus mendengarkan orang berbicara dengan bertele-tele. Mereka akan bosan, presentasi pun tidak akan efektif. Maka, sampaikan saja poin-poin yang paling penting dari tema presentasi yang anda bawakan. Fokuslah pada pembukaan dan penutupan presentasi, karena bagi-an itulah yang paling akan diingat oleh para audiens.
Singkat atau tidaknya presentasi bukan hanya dilihat dari lama atau tidaknya anda berbicara, tapi juga dari materi pendukung presentasi yang anda sajikan. Usahakan agar anda tidak membuat slide yang isinya membosankan dan malah membuat audiens bingung dan salah fokus.
4. Bersikap rileks
Saat menyampaikan presentasi, sebaiknya anda tidak hanya berdiri diam di atas panggung atau mimbar. Bergeraklah di atas panggung, bahkan sesekali mendekat kepada audiens. Dengan begitu, maka anda tidak membuat batas antara anda sebagai presenter dengan para audiens. Para audiens akan merasa lebih dekat dengan anda. Kalau audiens merasa dekat dengan si presenter, maka mereka akan lebih mempercayainya.

5. Menggunakan teknologi
Agar presentasi menjadi semakin menarik dan memukau, maka anda bisa menggunakan bantuan teknologi. Misalnya, anda bisa menggunakan handled remote. Dengan begitu, anda bisa bebas bergerak ke sana ke mari, sambil tetap bisa menunjukkan poin-poin penting yang ada di dalam slide presentasi anda. Selain itu bisa juga dengan memasukkan video menarik yang berhubungan dengan tema presentasi anda ke dalam slide presentasi.

 6. Kuasai Peralatan yang dipakai
Saat presentasi, anda menggunakan alat bantu seperti proyektor, laptop, atau handled remote. Walau anda mungkin dibantu oleh seorang asisten untuk mengoperasikan peralatan tersebut, tapi anda juga harus menguasainya.Hal itu diperlukan agar anda tidak panik atau gugup ketika tiba-tiba terjadi masalah terhadap peralatan-peralatan yang anda gunakan. Saat ada kesalahan teknis, anda bisa tetap tenang karena tahu apa yang harus dilakukan. Perasaan tenang ini akan membuat anda semakin percaya diri saat membawakan presentasi.

7. Lakukan Kontak Mata
Kontak mata sangat penting untuk menjalin hubungan yang lebih intens dengan audiens. Saat presentasi dilakukan di depan jumlah audiens yang sedikit, proses kontak mata ini akan lebih mudah dilakukan. Tapi, jangan khawatir jika anda harus menyampaikan presentasi di depan ratusan audiens. Kontak mata tetap dapat dilakukan. Anda tinggal mengarahkan tatapan anda pada para audiens yang dianggap dapat mewakili sudut-sudut tempat mereka duduk.
Arahkan pandangan mata ke semua arah di mana para audiens duduk mendengarkan anda secara bergantian. Dengan demikian, para audiens akan merasa bahwa anda memperhatikan mereka. Mereka pun akan memperhatikan anda. Jangan lupa juga untuk tersenyum ketika anda melakukan kontak mata dengan para audiens.
8. Kenali Audiens
Ini sangat penting. anda akan dapat membuat materi presentasi yang tepat jika anda mengenal siapa saja yang akan menjadi audiens anda. anda juga akan mengetahui bagaimana cara yang pas untuk menyampaikannya. Mengenal audiens ini bisa dilakukan dengan melihat latar belakang mereka, seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau pekerjaan mereka. Materi dan gaya penyampaian presentasi anda kepada sesama mahasiswa tentu akan berbeda dengan di hadapan para atasan.

9. Perhatikan Penampilan
Penampilan anda sebagai presenter adalah wujud dari sikap penghargaan anda kepada para audiens. Jika anda berpenampilan rapi, maka audiens akan merasa dihargai oleh anda. Dengan menghargai audiens, maka anda berarti menghargai diri sendiri. Selain itu, penampilan anda yang sesuai dengan presentasi yang anda bawakan juga akan mening-katkan rasa percaya diri sebagai seorang presenter.

10. Bersikap Profesional
Sikap profesional ini bisa anda tunjukkan dengan datang sebelum waktu yang telah ditetapkan. Selain itu, sikap profesional juga dapat ditunjukkan ketika ada audiens yang mengajukan pertanyaan. Jawablah pertanyaan tersebut dengan baik dan benar.
Kalau anda membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memberikan jawaban yang memuaskan, maka katakan kepada audiens yang bertanya itu bahwa anda tidak bisa menjawab pertanyaannya sekarang. Katakan bahwa anda akan menjawab pertanyaannya via email dan jangan menunggu terlalu lama untuk mengirim jawabannya.

BAB VII
PENUTUP
Buku Panduan Praktis Penulisan Tugas Ilmiah ini adalah usaha untuk merumuskan dan mendekatkan budaya ilmiah dalam penulisan tugas perkuliahan mahasiswa agar sesuai dengan aturan-aturan penu-lisan ilmiah. Juga sebagai bentuk respon atas tiga kondisi yang telah penulis sebutkan di bagian awal buku ini. Sehingga setidaknya dapat ikut berkon-tribusi bagi dunia kampus dalam melahirkan sarjana-sarjana yang berkualitas.
Buku ini diperuntukkan bagi siapapun khususnya mahasiswa yang ingin mempraktikkan penulisan ilmiah dalam tugas-tugas perkuliahannya namun masih terkendala karena belum memahami aturan dan langkah-langkah penyusunannya. Tentu saja peran dosen di kelas sangat penting dalam meng-arahkan mahasiswanya sehingga budaya penulisan ilmiah ini menjadi tidak asing lagi ke depannya dan mutu penugasan mereka lebih meningkat.
Meskipun penulis sudah berusaha meramu dan menyederhanakan bahasan dalam buku ini agar benar-benar menjadi praktis dan mudah dimengerti. Tentu saja masih terdapat berbagai kekurangan dalam penyusunannya. Untuk itu para dosen diha-rapkan pula agar menggunakan buku ini sambil mencermati kekurangan dan memberikan masukan untuk perbaikan pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Basori, Muchamad Adam. Prinsip Kutipan dan Parafrasa: kekokohan Pllar-Pilar Paragraf. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim. Tanpa tahun.
Christofferson, Plagiarism, Canada: University of Alberta Canada. Bisa akses melalui (http://www. library.ualberta.ca/guides/plagiarism/detecting/index.cfm). Diakses 05 September 2019.
Damopoli, Muljono (Ed). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah: Makalah, Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Laporan Penelitian. Makassar: Alauddin Press. 2013.
Faturochman, Review atas “The Roots of Modern Social Psychology” ditulis oleh Robert M. Farr, dalam Buletin Psikologi, 1998, No. 1, 49-52.
Istiani, Purwani dan Purwoko. Panduan Anti Plagiarisme. Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Gadjah Mada. 2016.
Istiana, Purwani. Membuat Sitasi dan Daftar Pustaka, Makalah disampaikan pada “Workshop Literasi Informasi bagi Pustakawan”, 14 Mei 2013,Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tersedia di https:// www.researchgate.net/publication/270050381. Diakses 05 September 2019.
Kesuma, T.M. Jati. Ihwal (Teknik) Parafrasa. Humaniora, No. 9 November-Desember. 1998.
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah. 2004.
Kriyantono, Rachmat. Mereview Buku/Artikel Jurnal, Rachmat Kriyantono, Ph.D, (23/02/2014); http://www.rachmatkriyantono.lecture.ub.ac.id/tag/mereview-artikel-jurnal.html. Diakses 05 September 2019.
LIPI, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2012.
Lipson, Charles. Cite Right: A Quick Guide to Citation Styles-MLA, APA, Chicago, the Sciences, professions and More. Chicago and London: The University of Chicago Press. 2006.
Munif, Abdul. Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Materi disampaikan pada acara Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk mahasiswa S2 PGMI FITK tanggal 6 September 2016.
Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Nomor 04/E/2012 Tentang Pedoman Karya Tulis Ilmiah tahun 2012.
Siahaan, Sudirman. Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Pemahaman Tentang Artikel Ilmiah/Karya Tulis Ilmiah). Modul pelatihan Diklat Pengembang Teknologi Pembelajaran. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan. 2012.
Suganda, Tarkus. Prinsip dan Teknik Menulis Artikel Ilmiah dari Laporan Penelitian, Skripsi, Tesis dan Disertasi, Makalah Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah, Kampus ITB Jatinangor, 10 Mei 2014. Tersedia di https://www.researchgate.net/publication/262561789. Diakses 05 September 2019.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Tahun 2015, Malang: Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015.
Tim Pengembang Pedoman Bahasa Indonesia. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016.
Tim Penyusun. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah. 2017.
Tim Prodi Ilmu Perpustakaan. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga. 2017.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa, Medan: Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018.
Transliterasi Bahasa Arab (A Guide to Arabic Transliteration), INIS Fellow. 1992.
Wisnu Jatmiko, dkk. Panduan Penulisan Artikel Ilmiah, Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2015.
Writing Studio, Response Paper, Thompson Writing Program Duke University. Tersedia di http://twp. duke.edu/writing-studio/response-paper.html. Diakses 05 September 2019.











Share:

Postingan Populer

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
KARTIMAH DIBUAT SEBAGAI AKTUALISASI DI DI UIN SU

KONTAK

Nama

Email *

Pesan *

Recent Posts